Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Kamis (Jumat pagi WIB, 10/2/2017), karena penguatan dolar AS, ekuitas AS dan data ekonomi AS semuanya memberikan tekanan terhadap logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Maret turun 2,7 dolar AS atau 0,22 persen, menjadi menetap di 1.236,80 dolar AS per ounce.
Emas bertahan pada tingkat rendah karena Dow Jones Industrial Average AS naik 138,42 poin atau 0,69 persen pada pukul 17.45 GMT. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan keuntungan, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik.
Logam mulia diletakkan di bawah tekanan ketika indeks dolar AS naik 0,41 persen menjadi 100,58 pada pukul 17.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Emas juga berada di bawah tekanan karena laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis, menunjukkan klaim baru turun 12.000 ke level 234.000, angka yang analis catat jauh lebih baik dari perkiraan dan bahkan di bawah perkiraan paling optimis dari kisaran konsensus.
Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank St. Louis, James Bullard, yang berbicara di Washington University di St Louis, Missouri, pada awal perdagangan, menunjukkan bahwa ia percaya suku bunga dapat tetap rendah sepanjang 2017.
Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 ke 1,00 secepatnya selama pertemuan FOMC Mei. Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,75 ke setidaknya 1,00 adalah sembilan persen pada pertemuan Maret dan 28 persen untuk pertemuan Mei.
Perak untuk pengiriman Maret naik 3,6 sen, atau 0,20 persen, menjadi ditutup pada 17,741 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 2,8 dolar AS, atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 1.022,20 dolar AS per ounce. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: