- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Penguatan Dolar dan Potensi Kenaikan Suku Bunga Tekan Harga Emas Turun
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB, 7/3/2017), tertekan penguatan dolar AS dan para pedagang terus mempertimbangan kemungkinan kenaikan suku bunga Fed.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April, turun satu dolar AS atau 0,08 persen, menjadi menetap di 1.225,50 dolar AS per ounce.
Setelah komentar baru-baru ini oleh para pejabat Federal Reserve AS dan pasar ekuitas sangat kuat, para investor sekarang percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 ke 1,00 selama pertemuan FOMC pada Maret.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke setidaknya 0,75 adalah 86 persen pada pertemuan Maret dan 80 persen untuk pertemuan Mei, bersama dengan peluang tujuh persen kenaikan ke suku bunga 1,0 .
Menempatkan tekanan tambahan pada emas adalah indeks dolar AS, yang naik 0,29 persen menjadi 101,67 pada pukul 18.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Logam mulia diberikan dukungan ketika Dow Jones Industrial Average AS turun 40,06 poin, atau 0,19 persen pada pukul 18.45 GMT. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.
Para pedagang untuk sisa minggu ini sedang menunggu laporan perdagangan internasional pada Selasa (7/3), klaim pengangguran mingguan pada Kamis (9/3), dan laporan ketenagakerjaan besar pada Jumat (10/3).
Perak untuk pengiriman Mei naik 3,3 sen, atau 0,19 persen, menjadi ditutup pada 17,773 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 15,9 dolar AS, atau 1,6 persen, menjadi ditutup pada 978,20 dolar AS per ounce. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: