Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan transaksi non tunai di Papua meningkat drastis, baik yang menggunakan sistem kliring Bank Indonesia (SKNBI) atau Bank Indonesia Real Time Grass Settlemen (BI-RTGS).
"Jumlah transaksi (SKNBI) selama 2016 meningkat sebesar 179,8 persen dibanding 2015. Total transaksinya pada 2016 sebanyak 321.233 lembar warkat, sedangkan 2015 hanya 182.258 lembar warkat," ujar Kepala KPw BI papua Joko Supratikto, di Jayapura, Selasa (7/3/2017).
Ia menyebutkan nilai transaksi non tunai Papua melalui SKNBI adalah Rp15,76 triliun, sementara pada 2015 Rp5,64 triliun.
"Asesmen menyimpulkan tingginya transaksi melalui SKNBI selain disebabkan perkembangan ekonomi Papua juga karena masyarakat yang lebih memilih pembayaran non tunai," katanya.
Joko kemudian mengungkapkan jumlah transaksi non tunai melalui BI-RTGS Generasi II di Papua pada triwulan IV 2016 mengalami kenaikan Rp2,15 triliun atau naik 88,69 persen dibandingkan triwulan III 2016.
"Volume transaksi yang terjadi di triwulan IV 2016 sebanyak 1.906 transaksi atau meningkat 41,28 persen," katanya.
BI memandang kenaikan tersebut dikarenakan kebijakan BI yang menurunkan batas minimal RTGS dari sebelumnya Rp500 juta menjadi Rp100 juta.
Sedangkan aliran uang kartal (tunai) melalui KPw BI Papua menunjukan posisi "outflow" sebesar Rp2,3 triliun lebih tinggi dibandingkan 2015 yang mengalami "inflow" sebesar Rp1,2 triliun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: