Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kewaspadaan Landa Pasar Finansial Jelang Pertemuan Fed

        Kewaspadaan Landa Pasar Finansial Jelang Pertemuan Fed Kredit Foto: En.wikipedia.org
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Analis perusahaan finansial FXTM, Lukman Otunuga menyatakan, kondisi saat ini dipenuhi kewaspadaan di pasar finansial dengan investor mengambil posisi siaga menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

        "Kewaspadaan terasa begitu kuat di pasar finansial. Investor mengambil posisi siaga menjelang pekan penuh data yang sangat volatil," kata Lukman Otunuga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (15/3/2017).

        Menurut Lukman, Indeks Harga Saham Gabungan berhasil menguat berkat sentimen positif terhadap Indonesia antara lain karena volatilitas akan meningkat menjelang serangkaian rapat kebijakan The Fed.

        Bank Indonesia juga diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,75 persen yang memicu spekulasi bahwa kebijakan pelonggaran BI akan segera berakhir karena inflasi meningkat.

        "Volatilitas dapat semakin hebat menjelang kenaikan suku bunga AS dan ini dapat membuat BI mengintervensi demi melindungi nilai tukar rupiah," katanya.

        Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (10/3) memastikan stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga, meski suku bunga acuan Bank Sentral AS ("Fed Fund Rate") diperkirakan mengalami kenaikan 25 basis poin.

        Agus menjelaskan stabilitas ekonomi nasional saat ini terlihat melalui membaiknya kinerja pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, neraca perdagangan, pengelolaan fiskal serta masuknya aliran modal ke Indonesia.

        "Sampai minggu kedua Maret dana masuk ekonomi Indonesia masih Rp31 triliun. Berdasarkan survei, inflasi minggu kedua Maret 0,18 persen itu masih lebih rendah dari minggu pertama dan dibanding bulan lalu 0,97 persen. Jadi upaya kami menjaga inflasi masih baik," katanya.

        Untuk itu, ia menyakini, meski kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS bisa berdampak terhadap penguatan dolar AS, namun secara keseluruhan tidak akan membuat kondisi ekonomi dalam negeri bergejolak dan aliran modal ke luar dari Indonesia.

        Menurut rencana, bank sentral AS akan menggelar rapat Federal Open Market Committe (FOMC) yang diperkirakan bakal menghasilkan kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin. (Ant )

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: