Sejumlah kalangan memberikan apresiasi terhadap kemajuan proses pembangunan ruas jalan tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 kilometer, seiring dengan proses pembebasan lahan yang telah mencapai sekitar 85 persen dari yang dibutuhkan.
Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman saat dihubungi, Minggu, menyatakan apresiasinya terhadap Kementerian PUPR, pemda dan BPN Tangerang Selatan yang mendorong perkembangan proses pembangunan ruas jalan tol Kunciran-Serpong.
"Kehadiran tol Kunciran-Serpong ini memiliki nilai strategis bagi masyarakat untuk memudahkan mobilitas sedangkan bagi dunia usaha dengan bertumbuhnya kota-kota baru seperti di Serpong Karawaci, dan Maja sudah barang tentu populasi juga bertambah yang berarti permintaan terhadap barang dan jasa juga meningkat," katanya.
Dengan bertambahnya permintaan, maka jumlah kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan pun bertambah. Jika lalu-lintas padat, jalanan macet, maka proses distribusi barang akan terganggu atau tidak efisien, ujar dia.
Ketidakefisienan inilah yang akhirnya memicu terjadinya tambahan biaya. Ujung-ujungnya harga barang akan menjadi mahal.
"Karena proses distribusi dan logistik juga akan semakin mahal. Oleh karena itu, kami Aptrindo sangat mendukung adanya penambahan ruas tol baru. Ini artinya bisnis juga semakin efisien, kebutuhan masyarakat bisa dengan cepat dan kontinyu dipenuhi. Ujungnya ekonomi daerah juga berkembang," kata Managing Director Lookman Djaja Group itu.
Pernyataan serupa diungkapkan Ketua Institut Transportasi Indonesia (Instrans), Darmianingtyas. Menurutnya, keberhasilan pembangunan jalan tol baru? termasuk ruas tol Kunciran - Serpong, merupakan langkah maju, bukan hanya bagi kelancaran mobilitas masyarakat tetapi juga pembangunan wilayah.
"Di negara manapun, pembukaan akses suatu jalan akan berdampak pada membaiknya perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Makanya Jalan, terutama jalan tol, itu urat nadi perekonomian," ungkapnya.
Terlebih, wilayah Tangerang Kota (di sekitar Kunciran dan sekitarnya) hingga Serpong dan sekitarnya saat ini juga terus berkembang. Di wilayah ini tak hanya tumbuh cluster-cluster pemukiman, tetapi juga perekonomian. Sehingga, keberadaannya menjadi enclave atau bahkan kota mandiri baru yang memicu pertumbuhan ekonomi.
Menurut Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia itu, jika pertumbuhan wilayah dan populasi yang ada di dalamnya itu tidak diimbangi akses jalan yang lancar, tetapi macet dan bahkan stuck, maka pengeluaran ongkos bahan bakar naik.?
"Akan terjadi pemborosan pengeluaran untuk BBM. Subsidi pemerintah terbuang percuma, dan biaya logistik naik. Dengan begitu, perkembangan wilayah dan aktifitas ekonomi masyarakatnya tidak berdampak banyak ke ekonomi secara nasional atau regional.Jadi tol Kunciran-Serpong sangat penting, apalagi bagian dari JORR II," kata Damaningtyas.
Harapan yang sama juga diungkapkan warga perumahan Graha Raya, Paku Jaya, Serpong Utara, Willy Sudirta, 41 tahun. Pria yang berprofesi sebagai eksekutif salah satu pengembang papan atas di wilayah Tangerang itu menyebut, perkembangan pembangunan ruas jalan tol Kunciran-Serpong merupakan angin segar bagi warga di Tangerang Raya.
"Sebab, sekarang wilayah Tnagerang Raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan) itu terus berkembang. Perumahan baru,kota mandiri, terus dibangun. Kegiatan ekonomi dan sosial tidak hanya melibatkan warga di wilayah Tangerang saja, tetapi juga wilayah lain di Jabodetabek. Tentu, soal kemacetan akan berpotensi bertambah. Karenanya kehadiran tol Kunciran ini sangat diharapkan," ujarnya.
Oleh karena itu, baik Willy, Darmaningtyas, serta Kyatmaja Lookman mengapresaisi proses pembangunan ruas jalan tol Kunciran- Serpong yang telah mencapai 85 persen.
"Kita berharap, segera rampung. Karena masuk dalam proyek strategis yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Kalau sudah masuk ke proyek strategis, itu artinya dampak ekonomi dan sosialnya kan sangat tinggi. Kita sangat hargai proses pembangunan ini," kata Kyatmaja.
Sebelumnya BPN Tangerang Selatan disebutkan telah membebaskan tanah untuk kebutuhan proyek tol Kunciran-Serpong mencapai sekitar 85 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto