Penerbit Gramedia Pustaka Utama meluncurkan buku terbaru The Impossible Possible?di Kinokuniya Bookstore, Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017). Buku yang ditulis oleh wartawan senior sekaligus penulis Dyah Hasto Palupi ini mengulas rekam jejak Tan Kwang Hwa, salah seorang pendiri pabrik kertas tisu Graha Cemerlang Paper Utama (GCPU), yang dibangun oleh PT Graha Kerindo Utama (GKU)?anak usaha Kelompok Kompas Gramedia.
Tan Kwang Hwa adalah sosok dengan perpaduan unik: seorang entrepreneur sekaligus pemikir sejati. Sebagai entrepreneur, Kwang Ha jeli melihat peluang-peluang bisnis. Pandangannya jauh ke depan dan langkah-langkah yang ditempuhnya selalu cermat, detail, dan mendalam.
Ini terbukti ketika akhirnya pada tahun 2003, Graha Kerindo Utama---produsen tisu Tessa, Multi, dan Dynasty---serius mempertimbangkan untuk membangun paper mills, pabrik kertas sendiri, setelah berkali-kali mengalami kelangkaan pasokan kertas.
Membangun pabrik kertas tisu sendiri jelas tidak semudah membalikkan tangan. Selain dibutuhkan investasi besar, juga dibutuhkan kompetensi khusus. Kelompok Kompas Gramedia (KKG) boleh jadi piawai melahirkan koran, majalah, atau buku, tapi tidak untuk membuat pabrik kertas tisu. KKG belum pernah punya pengalaman membangun pabrik, apalagi berskala internasional.
Oleh sebab itu, dalam proyek pembangunan pabrik kertas tisu tersebut, Kwang Hwa menjadi jembatan antara kelompok Kompas Gramedia berkolaborasi dengan koleganya yang merupakan pengusaha dari Taiwan.
"Menggarap pembangunan pabrik kertas tisu, menurut saya, sudah luar biasa. Selain penangangannya yang kompleks, rencana pembangunannya bertaraf internasional. Di situ tidak hanya berisi mesin-mesin supercanggih, tetapi juga manusia-manusia yang menjalankannya. Dibutuhkan paduan manajemen yang piawai dan orang-orang berpengalaman untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal. Namun, saya yakini, the impossible possible. Tidak ada yang tidak mungkin, asalkan kita mau dan bersungguh-sungguh memperjuangkannya. Keyakinan dan kekuatan itulah yang menjadi bekal," ujar Kwang Hwa.
Dalam buku The Impossible Possible, Kwang Hwa mengupas perjalanan dari mempersiapkan, pembangunan pabrik, saat membangun pabrik, mengelola manajemen perusahaan, membina jejaring, mengelola karyawan, hingga menjalankan strategi pemasaran. Ini menjadi sebuah catatan pembelajaran bagaimana organisasi dapat bertumbuh baik, dikelola oleh pemimpin yang baik, serta memiliki nilai-nilai (kultur) yang baik pula.
Tidak hanya itu, sebagai seorang pemikir, Kwang Ha juga tidak pernah bosan menyerap pengetahuan yang didapatkan dari berbagai bacaan maupun pengalaman profesionalnya sebagai karyawan, direktur, dan pemilik perusahaan.
Baginya, semua hal menarik perhatiannya, mulai dari urusan pekerjaan, organisasi, kepemimpinan, hingga kehidupan berbangsa. Beragam hasil pemikirannya kemudian ikut dituangkannya ke dalam buku ini.
"Saya yakin, petikan pelajaran dan pengalaman singkat ini dapat berlaku sepanjang masa dan bermanfaat bagi semua orang yang tengah berada dalam organisasi atau bagi para pelaku dan pemimpin bisnis. Terutama menyangkut kesaksian bahwa suatu keniscayaan dapat terjadi pada setiap manusia di atas bumi. Meskipun agak sulit dipahami dan dianggap tidak masuk akal, saya tetap percaya bahwa the impossible possible?bukan sesuatu yang jatuh dari langit," tambahnya.
Buku The Impossible Possible?sudah tersedia di seluruh toko buku dan toko buku online di seluruh Indonesia sejak Februari lalu. Buku ini semakin mempertegas gambaran tentang sosok seorang Tan Kwang Hwa yang mampu memulai, mengelola, membesarkan, dan menjaga kelangsungan bisnis dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai kebudayaan yang ia miliki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo