Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat ekspor Jabar selama bulan Februari 2017 mencapai US$2,21 miliar. Jumlah itu mengalami penurunan sebesar 3,89% dibandingkan ekspor Januari yang mencapai US$2,30 miliar.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh ekspor migas yang turun sebesar 35,18% dari US$35,08 juta menjadi US$22,74 juta, sedangkan ekspor nonmigas turun sebesar 3,40% dari US$2,26 miliar menjadi US$2,18 miliar.
"Ekspor nonmigas mendominasi dengan kontribusi sebesar 98,72% terhadap total nilai ekspor, sedangkan ekspor migas hanya berperan sekitar 1,28%," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (3/4/2017).
Dody menjelaskan secara year on year (Februari 2016-Februari 2017) nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juli 2016 yaitu US$1,52 miliar, sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada Juni 2016 dengan nilai US$2,43 miliar.
"Untuk ekspor migas sendiri terendah sebesar?US$10,53 juta terjadi pada November 2016 dan tertinggi?mencapai US$72,37 juta terjadi pada Maret 2016," ungkapnya.
Sementara, nilai ekspor 10 golongan barang utama Februari 2017 tercatat mengalami kenaikan yakni kendaraan dan bagiannya sebesar 3,66%; karet dan barang karet (2,76%); filamen buatan (2,26%); dan mesin atau mekanik pesawat (1,28%).
"Secara volume ekspor Jabar Februari 2017 sebesar 0,62 juta ton atau turun 8,75% dibandingkan Januari," tuturnya.
Sementara pangsa pasar ekspor nonmigas Jabar masih tetap ke Amerika, Jepang, dan Thailand, masing-masing US$401,13 juta; US$223,24 juta; dan US$160,08 juta dengan ketiganya memberikan peran ekspor Jabar sebesar 35,9%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: