Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Doso Agung mengungkapkan pihaknya akan terus menggenjot akselerasi pembangunan kawasan timur Indonesia (KTI) dengan mendorong penerapan direct export alias ekspor langsung. Sejauh ini sudah ada delapan daerah di Indonesia timur yang menerapkan direct export. Rinciannya yakni Makassar, Jayapura, Sorong, Balikpapan, Tarakan, Bitung, Ambon, dan Pantoloan.
Doso menargetkan seluruh daerah di Indonesia timur mulai menerapkan direct export. Pasalnya, kebijakan tersebut sangat menunjang pertumbuhan ekonomi.
"Tahun ini sudah ada delapan daerah bisa direct export di Indonesia timur. Kami menargetkan agar seluruh daerah bisa melakukannya. Setidaknya untuk tahun ini melakukan perintisan dulu," kata Doso di sela pembukaan Rapat Kerja (Raker) I Pelindo IV di Gedung Pelindo IV Lantai 7 Kota Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu.
Menurut Doso, kebijakan direct export akan sangat menguntungkan pemerintah dan pengusaha. Musababnya, alokasi waktu pengiriman barang ke luar negeri dipastikannya jauh lebih cepat. Bila sebelumnya pengurusan dokumen dan barang harus melalui Jakarta dan Surabaya dengan memakan waktu 2-3 pekan, kini pengiriman bisa langsung dilakukan seketika dari daerah masing-masing.
"Pengusaha juga bisa cairkan pembayarannya seketika saat barang naik kapal," tuturnya.
Doso mengimbuhkan muara dari kebijakan direct export yakni percepatan dan pembangunan, khususnya di Indonesia. PT Pelindo IV sendiri telah mengupayakan efektivitas dan efisensi atas ekspor langsung dari KTI. Salah satu upayanya yakni dengan menggandeng perusahaan asal Belgia, Ghent Port Company, untuk pengembangan pelabuhan dan kerja sama perdagangan. Kerja sama yang berlaku selama setahun itu dimaksudkan untuk sinergitas bisnis.
Dalam Raker I Pelindo IV Doso mengatakan pihaknya memang akan berfokus membahas upaya membangun Indonesia timur melalui kebijakan direct export. Karena itu, dalam raker kali ini pihaknya mengundang delapan gubernur lingkup Indonesia timur. Segala permasalahan di lapangan terkait ekspor langsung akan dibahas, termasuk upaya merintis kebijakan tersebut pada daerah-daerah yang belum menerapkannya.
"Pelindo IV butuh sinergitas pemda," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Doso juga memaparkan sejumlah keberhasilan daerah yang telah menerapkan direct export. Makassar misalnya yang dulunya hanya mengirim sekitar 48 kontainer, kini mampu mengirim 300-400 kontainer perpekan. Adapun, Pantoloan dan Jayapura diakuinya memang masih mengirim masing-masing 35 dan 37 kontainer pada tahap awal, tapi diharapkan meningkatkan sampai 100 kontainer pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PT Pelindo IV Baharuddin menuturkan pada hari pertama raker dengan tema Direct Export sebagai Akselerator Pembangunan Kawasan Indonesia Timur ini, pihaknya mengagendakan diskusi panel melibatkan delapan kepala daerah maupun perwakilannya. Salah satu pembahasan yakni tentang potensi wilayahnya masing-masing. Keberadaan unsur pimpinan pemerintah daerah dilakukan sebagai bentuk sinkronisasi program Pelindo IV dengan tiap daerah lingkup KTI.
Komisaris Utama Pelindo IV Agus Purwoto mengapresiasi pelaksanaan raker yang melibatkan unsur pemerintah daerah tersebut. Diharapkannya, raker kali ini bisa menghasilkan terobosan dalam upaya akselerasi pembangunan Indonesia timur.
"Raker kali ini terbilang istimewa karena baru pertama kali dilaksanakan dengan melibatkan mitra atau stakeholder di lapangan, termasuk unsur kepala pemerintahan daerah," ucap dia.
Menurut Agus, Pelindo IV mengagendakan raker dua kali dalam setahun. Untuk raker I, agendanya berfokus perihal evaluasi kinerja triwulan pertama dan memantapkan program-program serta kinerja di triwulan berikutnya. Adapun, raker II nantinya berfokus membahas persiapan program, termasuk anggaran pada 2018.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: