Besarnya belanja publik dan konsumsi akan menjadikan Filipina sebagai pemimpin ekonomi Asia Tenggara, demikian menurut International Monetary Fund. IMF mengatakan produk domestik bruto (PDB) Filipina diprediksi tumbuh 6,8% tahun 2016 dan 6,9% di tahun 2018.
Tidak sampai di situ, Negeri Lumbung Padi itu diprediksi akan tumbuh lebih cepat dari China. Namun, masih kalah dibandingkan India. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan domestik.
Selain itu, IMF juga melihat kondisi ekonomi global tahun ini lebih menguntungkan daripada tahun 2016, namun memiliki efek jangka pendek, kata Direktur IMF Christine Lagarde seperti dikutip BBC?di Jakarta, Senin (24/4/2017).
"Perkiraan kami untuk 2017 dan 2018 lebih menguntungkan daripada tahun 2016 dan sedikit lebih baik dari sebelumnya," kata Lagarde.
Di sisi lain Kepala Ekonomi IMF Maurice Obstfeldt mengatakan ekonomi dunia sedang menemukan momentumnya dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi diprediksi tumbuh 3,5% naik 3,5% dari prediksi sebelumnya. Meski demikian, menurut Chiristine Lagarde, ada beberapa ketidakpastian terkait pertumbuhan ekonomi global, salah satunya adalah munculnya isu proteksionisme di Amerika Serikat.
Pada pekan lalu IMF bersama para pemimpin organisasi dunia lainnya berjanji akan mengambil langkah-langkah agresif untuk melawan proteksionisme yang disinyalir mampu mengganggu pertumbuhan ekonomi dunia.
Lagarde mengatakan tidak hanya efek Donald Trump. Ketidakpastian politik di Eropa juga memberikan ketidakpastian politik karena memberikan efek tak terduga terhadap stabilitas ekonomi politik dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo