Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rupiah Bergerak Stabil pada Triwulan I 2017

        Rupiah Bergerak Stabil pada Triwulan I 2017 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung bergerak stabil pada triwulan I-2017, bahkan tercatat mengalami penguatan hingga 1,09 persen di periode ini.

        "Rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat. Apresiasi rupiah triwulan satu 2017, year-to-date, mencapai 1,09 persen, menguat dari Rp13.473 menjadi Rp13.326," kata Agus dalam jumpa pers penyampaian hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Kamis (27/4/2017).

        Agus mengatakan tren apresiasi rupiah terhadap dolar AS ini didorong oleh persepsi positif pelaku pasar keuangan seiring dengan prospek membaiknya ekonomi global, optimisme ekonomi domestik serta meningkatnya aliran masuk modal asing.

        "Terjaganya tekanan nilai tukar karena menurunnya risiko global seiring relatif terbatasnya dampak kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (Fed Fund Rate) pada Maret 2017 dan peningkatan harga komoditas global sejak triwulan empat 2016," jelas Agus.

        Sedangkan, Agus menambahkan, dari sisi domestik, dinamika pergerakan rupiah didukung oleh sentimen positif atas optimisme prospek yang membaik dan stabilitas ekonomi yang solid, termasuk dari peningkatan posisi cadangan devisa.

        "Sejalan dengan tekanan nilai tukar, tekanan pasar keuangan ikut terjaga di area normal, tercermin dari kondisi perkembangan kinerja pasar keuangan domestik yang stabil," ujar mantan Menteri Keuangan ini.

        Menurut dia, kondisi nilai tukar rupiah saat ini dalam kondisi yang baik karena telah mencerminkan kondisi fundamental dan tidak terlalu bergejolak, seperti yang pernah terjadi dalam periode "Taper Tantrum" pada 2013, akibat ketidakpastian kebijakan Bank Sentral AS.

        Dalam pergerakan rupiah yang stabil ini, BI tidak mengambil kebijakan yang terlalu ketat untuk intervensi di pasar, meski kondisi "flexible exchange rate" ini terus dipantau terutama apabila rupiah kembali bergejolak tidak sesuai dengan fundamental.

        "Sekarang ini volatilitasnya tidak terlalu tinggi, karena kita sekarang ada di kisaran dua-tiga persen. Kalau dibandingkan dengan dua tahun lalu, volaitilitasnya waktu itu bisa 18 persen. Jadi kita membiarkan ini sesuai dengan mekanisme pasar," ujar Agus.

        Selain itu, Agus memastikan BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian nasional, agar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak lagi mengalami pergerakan yang terlalu tajam.

        "Sekarang rupiah sudah mencerminkan fundamental, di kisaran Rp13.200-Rp13.400. Kita lihat kedepan, kalau inflasi tetap terjaga, defisit transaksi berjalan terjaga, neraca perdagangan terjaga, pertumbuhan ekonomi baik, tentu ini akan membuat fundamental kita lebih baik," katanya. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: