Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Layani SKN BI G2, Standchart Bidik Pertumbuhan Fee Based Income Single Digit

        Layani SKN BI G2, Standchart Bidik Pertumbuhan Fee Based Income Single Digit Kredit Foto: Gito Adiputro Wiratno
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Standard Chartered Bank Indonesia mengaku bakal fokus pada digitalisasi perbankan dalam menapaki bisnisnya di tahun-tahun mendatang. Salah satu strateginya adalah melalui layanan yang baru saja berjalan Sistem Kliring Nasional (SKN) Bank Indonesia Generasi II.

        Hal tersebut dilakukan guna mengerek perolehan fee based income (FBI) lebih baik lagi. Peningkatan?FBI juga akan dibarengi dengan menyusutnya biaya transaksi dan juga cost of funds dari layanan anyar tersebut.

        Country Head of Transaction Banking Standard Charered Bank Indonesia Michael Sugirin mengatakan hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan fee based income dapat mencapai single digit.

        "Ini kan masih baru, masih perlu sosialisasi dan juga adaptasi," katanya di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

        Meskipun tergolong konservatif, Michael menambahkan bahwa dalam beberapa tahun ke depan jumlah transaksi dari layanan SKN BI G II akan bertumbuh secara double digit. Berkaca pada laporan bulanan perseroan periode Maret 2017, patut diduga digenjotnya pos fee based income perusahaan bertujuan untuk mengompensasi lesunya penyaluran kredit.

        Per Maret 2017 pos pendapatan nonbunga yang didapatkan dari komisi/provisi/fee dan administrasi bertumbuh sekitar 20,67% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp324,4 miliar dari posisi sebelumnya Rp268,81 miliar.

        Sedangkan untuk kredit, berdasarkan laporan bulanan perseroan, nilai kredit Standard Chartered Indonesia mengalami penyusutan sebesar 6,51% menjadi Rp24,03 triliun dari posisi sebelumnya Rp25,7 triliun.

        Turunnya penyaluran kredit perseroan berimbas pada perolehan pendapatan bunga bersih yang juga tercatat turun 18,71% menjadi Rp505,65 miliar, bandingkan dengan pendapatan bunga bersih di Maret 2016 yang sebesar Rp622,08 miliar. Capaian tersebut ikut menarik jatuh keuntungan perseroan ke angka Rp108,79 miliar dari sebelumnya Rp170,62 miliar atau susut 36,23%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gito Adiputro Wiratno
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: