Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kenaikan Tarif Listrik Picu Inflasi Jabar

        Kenaikan Tarif Listrik Picu Inflasi Jabar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat naiknya harga tarif listrik menjadi pemicu tingginya inflasi di Jawa Barat (Jabar). Pada April 2017 inflasi di Jabar mencapai 0,17 persen jauh diatas nasional yang hanya sebesar 0,08 persen. Juga lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan Maret lalu, yang mencapai 0,08 persen.

        Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan andil inflasi Jabar terutama berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi sebesar 0,73 persen.

        ?Inflasi tertinggi dari kenaikan tarif listrik yang mencapai 0,21 persen lebih, sementara komoditas lainnya naik, seperti bawang putih, tarif telepon seluler, jengkol dan lainnya, tetapi inflasinya masih dibawah 0,05 persen,? katanya kepada wartawan di Bandung Selasa (2/5/2017).

        Dody memaparkan dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaituKelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,38 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,73 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,36 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,27 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,03 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,27 persen.?

        "Sementara yang mengalami deflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,80 persen,"ucapnya

        Tujuh kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jabar April 2017,dikatakan Dody, seluruh kota mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,07 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,37 persen, Kota Bandung (0,10 persen), Kota Cirebon (0,40 persen) Kota Bekasi (0,08 persen), Kota Depok (0,22 persen) dan Kota Tasikmalaya sebesar (0,55 persen).

        "Tujuh kota di Jabar mengalami inflasi dan yang tertinggi terjadi di Tasikmalaya mencapai 0,55 persen,"pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: