Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Syarkawi Rauf mengungkapkan pasokan bawang putih yang beredar di Indonesia masih sangat bergantung pada China. Bahkan, Syarkawi membeberkan data bahwa 97 persen bawang putih yang beredar di pasaran Indonesia berasal dari Negara Tirai Bambu. Pemerintah Indonesia terpaksa menempuh kebijakan impor lantaran besarnya kebutuhan masyarakat yang tidak sebanding dengan produksi.
"Jadi 97 persen bawang putih yang beredar di Indonesia, itu kita impor dari China. QAdapun kebutuhan nasional untuk bawang putih mencapai 498 ribu ton. Jadi, kalau banyak bawang putih impor yang beredar di pasaran, ya memang harus seperti itu karena kita tidak menghasilkan bawang putih sendiri," kata Syarkawi, seusai melakukan inspeksi mendadak alias sidak di sejumlah pasar tradisional dan retail modern di Kota Makassar.
Menurut Syarkawi, hal berbeda terjadi dengan bawang merah, dimana Indonesia mengalami surplus produksi sehingga tidak perlu impor. Syarkawi melanjutkan di tengah kenaikan harga bawang putih dalam beberapa pekan terakhir, pihaknya terus melakukan pemantauan untuk memastikan tidak adanya praktik kartel. Bersama satgas pangan dan pemerintah daerah, KPPU ditegaskannya akan terus melakukan pengawasan untuk memastikan stabilitas harga pangan menjelang bulan suci Ramadan.
Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi, harga bawang putih di Makassar berangsur sudah mulai normal, meski masih ada disparitas harga di pasar tradisional dan retail modern. Harga bawang putih di Pasar Terong sudah turun dari Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp38 ribu per kilogram. Namun, di retail modern, seperti Lotte Mart dan Hypermart, harga bawang putih masih mahal. Harganya ditaksir mencapai Rp50-59 ribu per kilogram.?
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang yang turut hadir dalam sidak tersebut, menyebut adanya perbedaan harga bawang putih di pasar tradisional dan retail modern tidak lepas karena adanya penerapan pajak di retail modern. Kendati demikian, diharapkannya agar harga komoditas pangan tersebut bisa bersaing. Bila pun tetap tidak bisa, tentunya warga bisa membeli bawang putih di pasar tradisional yang harganya memang lebih terjangkau.
Agus mengimbuhkan untuk kebijakan impor bawang putih memang merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Bawang putih di pasaran Makassar sendiri disebutnya berasal dari importir yang berdomisili di Surabaya. Untuk memastikan harga bawang putih stabil, pihaknya sudah bersurat ke pemerintah pusat agar importir tidak menahan pasokan bawang putih untuk dikirim ke Makassar. "Itu bisa mempengaruhi harga, apalagi kalau dikurangi. Kami malah minta pasokan ditingkatkan memasuki Ramadan," harapnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil