Perlahan Tapi Yakin, Wanita Ini Ciptakan Pasar Khusus Kain Karo Sumut
Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -
Menggeluti usaha sekarang ini tidak segampang membalikkan telapak tangan, apalagi usaha yang digeluti bukankah usaha yang banyak diminati masyarakat pada umumnya.?
Namun, bagi seorang Averiana Barus, yang lahir pada 29 Maret 1987 yang lalu tidak membuatnya putus asa, bahkan halangan dan rintangan yang dihadapinyapun dijalaninya dengan santai dan penuh semangat.
Dikatakannya, pada awal dari kesukaan dan kecintaannya sebagai keturunan suku Batak Karo, dengan menyukai bahan kain Karo dan apalagi belum banyak yang mengeksplorasi kain Karo untuk dijadikan ajang fashion agar terkenal diluar Sumut maupun diluar masyarakat yang bukan suku Batak Karo. Maka iapun mulai menciptakan pasar khusus uis Karo perlahan tapi yakin.
"Akhirnya dengan risain dari pekerjaan saya yaitu disalah satu kantor media di Medan, maka saya makin yakin tahun 2014 akhir sayapun mulai usaha uis karo ini," katanya di toko Rumah Uis, Jalan Jamin Ginting KM 8 no 252 A Medan.
Rintangan, diakuinya bukan hanya persaingan usaha di luar sana, bahkan pada awal buka usaha uis ini keluarganya tidak begitu mendukung, apalagi mengingat sebelumnya ia sudah bekerja dan masih menyelesaikan pasca sarjana.?
"Dulunya orangtua berfikir mungkin saya akan hidup lebih santai dan berpenghasilan besar dengan bekerja sesuai sekolah saya. Akhirnya setelah melihat perkembangan usaha, orangtua mendukung penuh,"ujarnya.
Dan saat ini pesanan masih fluktuatif karena pasar produk-produk etnik, khususnya uis Karo masih segmented. Masih harus bekerja keras menciptakan pasar dengan inovasi baru dan kreasi baru. Walau segmented, pasarnya cukup luas karena dipasarkan melalui online.
"Konsumen Rumah Uis sudah ada hampir di setiap kota besar, termasuk beberapa juga sudah ada pesanan dari manca negara,"ujarnya.
Dikatakannya, produk inipun kebanyakan diproduksi di Rumah Uis Sendiri, sebagian di rumah-rumah perajin. Dengan harapan produk rumah uis ini lebih diterima di pasar nasional.
Harga produknyapun tidak begitu mahal, yaitu mulai Rp50 ribuan sampai Rp3 jutaan. Dimana produk yang dijual banyak jenis, dari gelang, kalung, selendang maupun ?baju dengan motif uis Karo. Sementara untuk karyawan tetapnya berjumlah 4 orang, sedangkan ?karyawan lepas seperti perajin ada sekitar 15 orang.
"Hingga sekarang kebanyakan yang beli dari menengah ke atas. Dan bukan hanya berasal dari suku Karo, dari suku lainpun terkadang ada yang suka sebab dianggap unik,"ujarnya.?
Untuk memajukan usahanya, agar semakin berkembang, maka Ave meminjam uang hingga Rp35 juta dari BRI dan pembayaran masih berjalan dengan cicilan sekitar Rp1,5 juta per bulan. Ada juga dari koperasi sejenis Credit Union.
"Agar usaha saya semakin terlindungi, saya harus sehat pikiran maupun tubuh saya, sehingga untuk jaga jaga saya daftarkan diri sebagai peserta BPJS kesehatan," katanya mengakhiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: