Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Triwulan I, BI Catat LPE Jabar Tembus 5,24 Persen

        Triwulan I, BI Catat LPE Jabar Tembus 5,24 Persen Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KpW) mengungkapkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat pada Triwulan I 2017 tumbuh 5,24% (yoy) melambat dibanding triwulan IV 2016? yang tercatat sebesar 4,90%.?

        Kepala Kpw BI Jabar Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal ini menandakan bahwa perbaikan kinerja perekonomian Jabar yang berlansung sejak 2016 masih terus berlanjut.

        "Jawa Barat sendiri mengguli perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 5,01%,"katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (8/6/2017).

        Wiwiek menjelaskan dari sisi pengeluaran, perlambatan LPE Jawa Barat dibanding triwulan sebelumnya disebabkan oleh perlambatan konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).

        Perlambatan laju pertumbuhan konsumsi pemerintah dibanding triwulan sebelumnya diaebabkan oleh efek tahun sebelumnya. Pada triwulan I 2016 belanja pemerintah mengalami akseletasi dalam rangka persiapan penyelenggaraan acara PON ke-19 dan Peparnas ke-15 di Jawa Barat.

        "Kita ketahui bersama mayorutas dana yang digunakan untuk acara PON dan Peparnas berasal dari APBD,"ungkapnya.

        Perlambatan laju pertumbuhan PMBT/ investasi khusus terjadi investasi yang bersifat non bangunan yang tercermin melalui melambatnya impor barang modal. Setelah sebelumnya mebgalami ekspansi sepanjang tahun 2016.

        "Mulai beroperasinya pabrik otomotif baru serta optimalisasi pemanfaatan barang modal yang telah diimpor sebelumny pada tahun 2016 diperkirakan menjadi faktor yang melatarbelakangi perkembangan ini,"paparnya.?

        Berkenaan dengan Lapangan Usaha (LU), Wiwiek mengungkapkan perlambatan LPE dibanding triwukan sebelumnya terutama disebabkan oleh perlambatan LU utama yaitu perdagangan, Pertanian dan Kontruksi.

        Namun, Wiwiek menilai industri pengolahan masih tunbuh cukup kuat, perlambatan perdagangan terjadi seiring dengan berakhirnya momen liburan akhir tahun serta adanya tekanan terbatas pada daya beli pasca kenaikan harga-harga yang diatur oleh pemerintah.?

        "Di sisi lain peningkatan kinerja industri pengolahan terutama di dorong oleh menguatnya permintaan ekspor dan mulai berakhirnya konsolidasi korporasi. Terbukti, meningkatnya pertumbuhan ekspor produk manufaktur Jabar dari 5,3% menjadi 16,7%. Kenaikan ekspor terjasi pada mayoritas produk dengan kenaikan tertinggi pada ekspor produk otomotif,"pungkasnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: