Harga minyak naik tipis pada hari Selasa (13/6/2017), terangkat oleh pernyataan bahwa Arab Saudi melakukan pemotongan pasokan yang signifikan, meskipun kenaikan output A.S. berarti bahwa pasar tetap dipasok dengan baik.
Harga minyak mentah Brent LCOc1 berada di $48,52 per barel pada pukul 05:10 GMT, naik 23 sen atau 0,5 persen dari penutupan terakhir mereka.
Minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) CLc1 berada di $46,27 per barel, naik 19 sen atau 0,4 persen.
Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia, memimpin sebuah usaha oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Contries (OPEC) untuk memangkas produksi hampir 1,8 juta barel per hari atau barrels per day (bpd) sampai akhir kuartal pertama 2018 untuk menopang harga. Negara lain, termasuk produsen utama Rusia, juga berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Selama paruh pertama tahun ini, ada keraguan mengenai kepatuhan OPEC terhadap janjinya sendiri, karena persediaan tetap tinggi.
Pejabat Saudi sekarang mengatakan bahwa mereka melakukan pemotongan nyata, termasuk 300.000 bpd ke Asia untuk bulan Juli, meskipun beberapa penyuling Asia mengatakan bahwa mereka masih menerima alokasi penuh dari mereka.
"Minyak berusaha untuk rally, karena Arab Saudi mengumumkan pemotongan pengiriman ke Amerika Serikat dan Asia," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di pialang berjangka OANDA di Singapura, sebagaimana dikutip dari laman Reuters, di Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Ekspor OPEC telah turun sejak dimulainya pemotongan pada bulan Januari, meskipun beberapa anggota seperti Libya dan Nigeria dibebaskan dari pemotongan dan ada keraguan mengenai kepatuhan dari negara lain, termasuk Irak.
Data perdagangan menunjukkan bahwa pengiriman OPEC ke konsumen rata-rata sekitar 26 juta bpd dalam enam bulan terakhir tahun 2016, sementara jumlah tersebut ditetapkan rata-rata sekitar 25,3 juta bpd pada paruh pertama tahun ini.
Hal ini mengancam untuk merongrong upaya OPEC dalam meningkatnya aktivitas pengeboran A.S. RIG-OL-USA-BHI, yang telah mendorong produksi C-OUT-T-EIA di Amerika Serikat lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016, menjadi lebih dari 9,3 juta bpd.
Pihak Administrasi Informasi Energi A.S. mengatakan bahwa produksi akan meningkat di atas 10 juta tahun depan, dimana hal tersebut menantang eksportir utama Arab Saudi. Secara keseluruhan, pasar minyak tetap dipasok dengan baik.
Hal ini mencerminkan persepsi bahwa pasokan minyak global cukup banyak, kurva maju Brent tetap dalam bentuk yang dikenal sebagai contango, dengan minyak mentah untuk pengiriman setengah tahun lagi sekitar $1,50 per barel lebih mahal daripada pengiriman dalam waktu dekat ini, yang membuat menarik bagi para pedagang untuk menyimpan minyak untuk penjualan selanjutnya.
"Dimana harga minyak akan ditentukan oleh arus data persediaan," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar pada pialang berjangka Australia AxiTrader.
Sementara itu, harga naik pada hari Selasa, minyak mentah telah kehilangan 10 persen nilainya sejak akhir Mei ketika OPEC mengumumkan akan memperpanjang pemotongan produksinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo