Royal Golden Eagle menyadari betul bahwa ukuran kesuksesan perusahaan tidak melulu dilihat dari pencapaian profitabilitas, namun faktor lingkungan dan sosial juga merupakan komponen penting.
Direktur Royal Golden Eagle?Anderson Tanoto menjelaskan dirinya senantiasa membangun?sinergi antara profitabilitas perusahaan, lingkungan, dan sosial agar tercipta bisnis yang berkelanjutan. Ia mengatakan perusahaan yang fokus pada keuntungan jangka panjang mestinya turut mengakomodasi kepentingan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Ia mengatakan RGE tidak mungkin menjadi besar apabila negara Indonesia tidak sejahtera.
Filosofi bisnis Anderson Tanoto ini terumuskan dalam formula 5C, yakni?community (komunitas), country (negara), company (perusahaan), climate (iklim), dan customer (pelanggan).?
"Kami ingin berbisnis dengan menjalankan perusahaan atas prinsip 5C," katanya dalam acara Silaturahim & Buka Puasa Bersama antara Pemimpin Redaksi di Kantor RGE, Jakarta, Senin (13/6/2017) malam.
Komitmen filantropis Anderson Tanoto terwujud dalam?pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia,?termasuk melalui program-program pembiayaan pendidikan yang diprakarsai oleh Tanoto Foundation. Yayasan tersebut?didirikan pada tahun 1981 di Sumatera Utara dengan misi penanggulangan kemiskinan di seluruh Indonesia. Program-program?Tanoto Foundation telah menjangkau penduduk Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pedesaan.
"Hal itu dilakukan dengan tujuan membangun bisnis yang berkelanjutan, berperan mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kualitas kepemimpinan SDM Indonesia di masa depan," ujarnya.
Selain itu, tindakan Anderson yang mengedepankan sifat-sifat filantropis juga tampak dalam upaya mendukung program hilirisasi melalui pembangunan pabrik kertas dan mendukung ketahanan energi nasional dengan membangun fasilitas pengolahan biodiesel.
Teranyar, RGE menginvestasikan Rp15 triliun untuk membangun pabrik kertas dan rayon PT Sateri Viscose Internasional (SVI) yang ditargetkan akan rampung?pada kuartal II-2018. Saat ini kontruksi pabrik tersebut masih berlangsung.
"Sejak 2015, kami menggelontorkan investasi sekitar Rp15 triliun di Indonesia yang hasilnya dapat dimanfaatkan pada 2017-2018," pungkasnya.
Pembentukan Tanoto Foundation dan pendirian pabrik berbasiskan hilirisasi?menggambarkan filosofi bisnis Anderson Tanoto yang konsisten menerapkan nilai-nilai fundamental pengelolaan bisnis yang berkelanjutan.
Reportase: Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: