Nilai impor barang-barang nonmigas Provinsi Banten dari Australia, pada Mei 2017 mencapai US$98,22 juta, atau terbanyak dari 12 negara pengimpor lainnya.
"Kemudian menyusul Singapura dengan nilai US$97,66 juta, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai US$217,39 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa (11/7/2017).
Total impor nonmigas dari 12 negara asal barang impor nonmigas itu pada Mei 2017 naik 7,68 persen atau sebesar US$42,55 juta dibanding bulan sebelumnya. Sebaliknya, nilai impor nonmigas dari negara lainnya mengalami peningkatan US$0,72 juta atau 0,62 persen.
Delapan dari 12 negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas pada Mei 2017, kecuali Thailand, Argentina, Korea Selatan, dan Arab Saudi yang justru terjadi penurunan.
Peningkatan tertinggi berasal dari Tiongkok dan terendah dari Malaysia dengan peningkatan masing-masing sebesar US$40,56 juta dan US$3,47 juta. Sementara itu, penurunan impor nonmigas tertinggi berasal dari Thailand yang turun US$61,00 juta, sedangkan terendah terjadi pada Argentina yang mengalami penurunan US$0,77 juta.
Nilai kumulatif impor nonmigas periode Januari-Mei 2017 untuk duabelas negara asal barang impor mencapai 2.798,88 juta dolar AS, dengan peran impor mencapai 85,24 persen. Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Australia, yaitu 14,23 persen, diikuti oleh Singapura dan Thailand yang masing-masing memberi andil 14,19 persen dan 13,88 persen.
Kecuali Rusia, sepuluh negara pemasok barang impor utama pada Mei 2017 merupakan pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya. Sembilan diantaranya yaitu tiga negara dari ASEAN ditambah dengan Australia, Brazil, Jepang, Arab Saudi, Tiongkok, dan Amerika Serikat merupakan negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama sejak Mei 2013 dengan pangsa impor gabungan tidak kurang dari 65 persen, katanya.
Nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada Mei 2017 dibanding bulan sebelumnya mengalami peningkatan pada barang konsumsi dan bahan baku/penolong masing-masing sebesar US$0,64 juta dan US$127,25 juta. Sedangkan pada barang modal terjadi sebaliknya, turun sebesar US$15,02 juta.
Sedikit berbeda dengan kondisi tersebut, dibanding bulan yang sama tahun lalu, impor menurut golongan penggunaan barang pada Mei 2017 mengalami peningkatan pada semua golongan barang, baik bahan baku/penolong, barang konsumsi maupun barang modal.
Ia mengatakan pangsa impor terbesar untuk Mei 2017 masih berasal dari golongan bahan baku/penolong, yaitu mencapai 96,28 persen, sementara untuk barang konsumsi dan barang modal, masing-masing sebesar 1,95 persen dan 1,77 persen. Pangsa impor untuk golongan bahan baku/penolong itu meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Sebaliknya, pada golongan barang konsumsi dan barang modal terjadi penurunan pangsa impor yang cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai impor Nonmigas Banten menurut negara asal barang pada Mei 2017 adalah dari Singapura sebesar US$97,66 juta, Thailand (US$71,94 juta), Malaysia (US$40,36 juta), Australia (US$98,22 juta), Tiongkok (US$68,28 juta), Brazil (US$43,04 juta), Jepang (US$37,44 juta), Amerika Serikat (US$34,24 juta), Argentina (US$28,81 juta), Korea Selatan (US$27,22), Arab Saudi (US$25,67 juta ), dam Rusia senilai US$23,86 juta. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: