Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Klaim Utang Luar Negeri RI Masih Aman

        BI Klaim Utang Luar Negeri RI Masih Aman Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) merilis posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2017 mencapai US$333,6 miliar atau tumbuh 5,5% (yoy). BI memandang perkembangan utang luar negeri pada bulan tersebut masih cukup sehat.

        Kendati demikian, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan perkembangan utang luar negeri tetap terus diwaspadai dampaknya terhadap perekonomian nasional. BI juga akan terus mewaspadai seluruh korporasi yang memiliki utang luar negeri dalam bentuk pinjaman valuta asing (valas).

        ?BI juga meminta kepada korporasi agar melakukan lindung nilai (hedging) karena penguatan dolar AS memiliki risiko bahwa utang luar negeri akan menjadi lebih mahal atau kemungkinan jatuh waktu pinjamannya tidak diperpanjang,? kata Tirta di Jakarta, kemarin.

        Tirta menambahkan, berdasarkan jangka waktu asal, utang luar negeri berjangka panjang maupun berjangka pendek mengalami peningkatan pertumbuhan. Berdasarkan kelompok peminjam utang luar negeri, sektor publik meningkat dan utang luar negeri sektor swasta menurun.

        Utang luar negeri berjangka panjang pada Mei 2017 mencapai US$ 289,2 miliar (86,7% dari total utang luar negeri) atau tumbuh 4,4% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan April 2017 sebesar 1,4% (yoy). Utang luar negeri berjangka pendek pada Mei 2017 tercatat sebesar US$44,4 miliar (13,3% dari total utang luar negeri) atau tumbuh 13,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan April 2017 sebesar 12,4% .

        Dia melanjutkan, berdasarkan kelompok peminjam, posisi utang luar negeri Indonesia didominasi oleh utang luar negeri sektor publik. Akhir Mei 2017, lanjut dia, posisi utang luar negeri sektor swasta tercatat sebesarUS$165,2miliar (49,5% dari total utang luar negeri), sedangkan posisi utang luar negeri sektor publik sebesar US$168,4 miliar (50,5% dari total utang luar negeri).

        Menurunnya ULN swasta tersebut disebabkan oleh ULN lembaga keuangan (Bank maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank/LKBB) sementara ULN swasta non keuangan (Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan/PBLK) meningkat.

        Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir Mei 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, listrik, gas, dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,7%. Bila dibandingkan dengan April 2017, pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih mengalami peningkatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

        Bagikan Artikel: