Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta yang diwakili oleh Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berhasil mendapatkan juara satu sebagai TPID terbaik se-Jawa untuk periode tahun 2016.
Penghargaan itu didapat saat Rakornas TPID tahun 2017 dengan tema Mempercepat Pembenahan Efisiensi Tata Niaga Pangan Melalui Penguatan Infrastruktur dan Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Kesejahteraan Rakyat di Jakarta, beberapa waktu lalu. Rakornas ini dibuka dan dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Prestasi ini dapat dicapai karena baik dari sisi outcome maupun proses menunjukkan kinerja yang baik. Dari sisi outcome, pencapaian inflasi Jakarta pada tahun 2016 yang sebesar 2,37% (yoy), jauh lebih rendah dari rata-rata 3 tahun sebelumnya (6,75% yoy). Jika dilihat dari pangan, inflasi pangan tahun 2016 tercatat 5,31% (yoy), juga lebih rendah dari rata-rata 3 tahun sebelumnya (9,37% yoy)," ujar Wakil Ketua TPID DKI Jakarta Doni P Joewono.
Pencapaian yang baik ini tidak terlepas dari proses yang dilaksanakan oleh TPID DKI Jakarta. Program utama TPID DKI Jakarta yang sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada rakornas sebelumnya, adalah penguatan peran dan sinergitas BUMD dalam menjaga ketersediaan pasokan dan harga pangan di ibukota. Program ini didukung oleh pemberian Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada tiga BUMD pangan DKI, yaitu PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Pasar Jaya, dan PD Dharma Jaya.
Pada tahun 2016, melalui ketiga BUMD ini, banyak langkah yang ditempuh dalam menjaga ketersediaan pasokan untuk ibukota, antara lain adalah kerja sama pasokan beras dari daerah Jawa Barat, kerja sama pasokan sapi dari NTT, serta kerja sama standby stok beras dengan bulog sebanyak 200.000 ton.
"Program terobosan lainnya dari TPID DKI Jakarta adalah penyediaan beras bagi PNS dan untuk menjaga ketahanan pangan PNS serta stabilitas harga beras dari sisi demand," tutur Doni.
Berbagai program tersebut tetap dilanjutkan dan dikembangkan pada tahun 2017. Saat ini, TPID DKI Jakarta telah bekerja sama pemenuhan pasokan bawang merah dengan kelompok tani di Brebes. Kerja sama ini juga didukung oleh pembelian tiga mesin CAS (Controlled Atmosphere Storage) yang ditempatkan di Pasar Induk Kramat Jati.
Mesin ini dapat membantu memperpanjang usia penyimpanan komoditas hortikultura hingga 6 bulan, dengan susut ?8%. TPID DKI Jakarta merupakan yang pertama dalam memiliki teknologi ini. Selain itu, juga ada pengembangan fitur Info Pangan Jakarta (IPJ) dengan fitur market place, serta pembangunan JakGrosir (Perkulakan) yang akan diresmikan Agustus 2017. Berbagai upaya yang telah TPID DKI Jakarta lakukan, berkontribusi terhadap terkendalinya inflasi Ibukota hingga saat ini.
"Pencapaian inflasi bulan Lebaran 2017 hanya sebesar 0,46% (mtm) atau 3,94% (yoy) lebih rendah dari rata ? rata 3 tahun sebelumnya (0,93% mtm atau 5,23% yoy). Pencapaian ini juga lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional, yang tercatat sebesar 0,69% (mtm) atau 4,37% (yoy)," tukasnya.
Harga pangan selama Lebaran dan Idul Fitri di Ibukota juga sangat terkendali, pencapaiannya yang sebesar 0,72% (mtm) atau 2,34% (yoy), juga lebih rendah dari rata ? rata 3 tahun sebelumnya (2,00% mtm atau 7,13% yoy). Dengan berbagai upaya tersebut oleh TPID Jakarta, inflasi Ibukota tahun 2017 diprakirakan tetap berada pada sasaran nasional 4% ? 1%.
"Penguatan peran BUMD dalam pengendalian inflasi, akan selalu digalakkan oleh TPID Jakarta. Program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya, terutama fungsinya sebagai stabilitator harga, serta media untuk kerjasama pangan antar daerah, yaitu antara daerah yang surplus dan defisit," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo