Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan jalannya pengembangan Pelabuhan Benoa, Bali, khususnya terminal kapal wisata.?Ia berharap pengembangan bisa selesai sebelum Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia yang digelar di Bali, Oktober 2018.
"Benoa sudah putus. Jadi tidak ada lagi macam-macam. Pelindo III akan dredging (melakukan pengerukan) dan kami harap satu tahun selesai sebelum Annual Meeting IMF-WB," katanya di kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Menurut Luhut, pengembangan terminal kapal wisata di Pelabuhan Benoa dapat mendongkrak kunjungan wisatawan terutama wisatawan kapal pesiar atau cruise dan yacht.?"Selama ini kita baru dapat 10 persen wisatawan cruise karena kita tidak punya fasilitas. Dengan pengembangan pelabuhan ada, kita punya target dari 200 ribu wisatawan naik terus. Kita harap dua juta wisatawan dalam dua tahun ke depan karena fasilitas itu ada," jelasnya.
Pengembangan Pelabuhan Benoa, lanjut mantan menko Polhukam itu, juga diiringi dengan pemangkasan biaya layanan yang harganya lebih mahal dari pesaingnya seperti Singapura. Tarif sandar kapal sendiri kini telah dipangkas 50 persen dari sebelumnya sekitar 40 ribu-50 ribu dolar AS menjadi 20 ribu dolar AS setiap kali sandar.
"Kita lihat supaya orang datang ke Indonesia supaya berangkat dari Bali, dari Benoa. Jadi biar kita tidak menerima yang numpang lewat saja. Jadi wisatawan ke Bali dengan pesawat, lalu naik 'cruise'. Kapalnya bisa ambil air, makanan dan lainnya dari Bali," ujarnya.
Pengembangan Pelabuhan Benoa meliputi perluasan terminal penumpang internasional dengan total 4.887 m2 sedangkan peruntukan luas area kedatangan 1.000 m2, luas area keberangkatan 1.238 m2, dan luas area bagasi/koper 750 m2. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat