Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duh, Daya Beli Petani Sulsel Turun Lagi 

        Duh, Daya Beli Petani Sulsel Turun Lagi  Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -
        Setelah sempat mengalami lonjakan pada periode Mei-Juni 2017, daya beli petani di Sulsel malah turun pada Juli 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat daya beli petani atau Nilai Tukar Petani (NTP) Sulsel pada Juli 2017 merosot 0,36 persen menjadi 100,18. Penurunan daya beli petani Sulsel bukan kali pertama. Sebelumnya, kondisi tersebut juga terjadi rentang Januari-April lalu.
        "Kalau dibandingkan Juni 2017, NTP Sulsel pada Juli 2017 memang menurun 0,36 persen, dari 100,54 menjadi 100,18. Penurunan itu terjadi setelah sempat meraih catatan positif pada dua bulan sebelumnya. Adapun pada awal tahun kondisi ini (penurunan NTP) juga terjadi," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, di Makassar, Selasa, (1/8/2017).
        NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, semakin kuat pula tingkat daya beli petani. Adapun NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang harus dibayarkan petani.
        Nursam menjelaskan penurunan NTP Sulsel pada Juli 2017 terjadi dikarenakan kenaikan indeks yang dibayarkan petani (Ib) lebih tinggi ketimbang indeks yang diterima petani (It). Indeks yang diterima petani tercatat hanya naik 0,23 persen. Padahal, indeks yang harus dibayarkan petani mencapai 0,59 persen. "Perhitungannya seperti itu yakni selisih antara indeks yang dibayarkan dengan indeks yang diterima petani," tuturnya.
        Nursam merinci bila dibandingkan bulan sebelumnya, NTP pada empat subsektor mengalami penurunan. Sisanya NTP pada satu subsektor mengalami kenaikan. Grafik menggembirakan itu hanya terjadi subsektor perkebunan rakyat. Sedangkan empat subsektor lainnya yang merosot yakni tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan peternakan.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: