Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gas Langka, Warga Venezuela Gunakan Kayu Bakar untuk Memasak

        Gas Langka, Warga Venezuela Gunakan Kayu Bakar untuk Memasak Kredit Foto: Reuters/Luis Parada
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Warga Venezuela bernama Carmen Rondon tinggal di negara yang notabene terdapat cadangan minyak terbesar di dunia, namun ironisnya dirinya telah menghabiskan waktu berminggu-minggu memasak dengan kayu bakar karena kekurangan pasokan gas rumah yang sudah parah.

        Untuk menemukan tabung gas domestik menjadi semakin sulit, sebuah masalah yang oleh analis industri minyak mengincar output minyak yang merosot di negara OPEC yang sedang berjuang di bawah ekonomi sosialis yang terurai.

        Perusahaan minyak negara PDVSA mengatakan masalahnya adalah karena kesulitan dalam mendistribusikan tanki-tanki minyak di tengah demonstrasi anti-pemerintah empat bulan dimana truk-truknya menjadi korban.

        "Saya sudah menghabiskan tiga minggu memasak dengan kayu dan terkadang makanannya tidak melunak dengan benar, saya tidak tahan lagi," ujar Rondon, saat dirinya berbaris membeli silinder di bawah terik matahari di kota San Felix, di selatan Venezuela, lebih dari 100 orang berada di depannya menunggu antrian. sebagaimana dikutip dari laman Reuters, Jumat (11/8/2017).

        Sembilan dari 10 rumah di Venezuela mengandalkan silinder untuk penggunaan gas rumah, dengan hanya 10 persen yang menerimanya melalui jaringan pipa, menurut data resmi. Pemerintah meluncurkan rencana 12 tahun yang lalu untuk membawa sekitar 5 juta rumah tangga ke jaringan gas alam namun tidak dapat menindaklanjutinya.

        Ekonomi sosialis Venezuela telah jatuh bebas sejak jatuhnya harga minyak pada tahun 2014, sehingga menciptakan kekurangan stok dari segala aspek, mulai dari popok hingga obat kanker, dan memacu inflasi sampai tingkat tiga digit.

        Presiden Nicolas Maduro mengatakan bahwa dirinya adalah korban sebuah "perang ekonomi" oleh oposisi, dan mengatakan demonstrasi jalanan yang cenderung anarkis merupakan bagian dari upaya untuk menggulingkannya.

        Dengan output minyak mendekati titik terendah selama kurun waktu 25 tahun, PDVSA terpaksa mengimpor gas petroleum cair atau liquid petroleum gas (LPG), yang digunakan untuk mengisi tabung gas alam. Venezuela mengimpor 26.370 barel per hari LPG pada paruh pertama tahun 2017, menurut data yang dilihat oleh Reuters.

        PDVSA tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar mengenai hal tersebut. Antrian panjang untuk membeli silinder telah memicu protes. Demonstran pada Mei membakar 22 truk PDVSA dalam satu hari sebagai tanggapan atas kekurangan tersebut.

        Perusahaan mengatakan berupaya untuk mendistribusikan tabung gas di malam hari, dan sebelum fajar untuk menghindari aksi demonstrasi, dan truk-truk distribusi dapat bergerak dengan leluasa.

        "Tidak adil jika negara dengan begitu banyak minyak mempunyai masalah seperti ini," keluh Maria Echeverria, seorang ibu rumah tangga berusia 44 tahun, yang mulai menunggu sejak subuh untuk membeli tabung gas di San Cristobal, dekat perbatasan dengan negara tetangga, yaitu Kolombia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: