Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hingga Agustus, Bulog Sulselbar Bangun 945 Rumah Pangan

        Hingga Agustus, Bulog Sulselbar Bangun 945 Rumah Pangan Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -
        Perum Bulog terus menggalakkan Gerakan Stabilisasi Pangan guna mengendalikan harga kebutuhan pokok. Terlebih, menjelang hari-hari besar keagamaan, seperti Hari Raya Idul Adha 2017 yang jatuh pada 1 September mendatang. Salah satu jurus jitu Bulog dalam pengendalian harga kebutuhan pokok yakni optimalisasi Rumah Pangan Kita (RPK).
        Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar, Dindin Syamsuddin, mengungkapkan pihaknya telah membangun sedikitnya 945 RPK per Agustus 2017. Keberadaan RPK yang tersebar hingga ke lorong dan pelosok desa itu diklaim mampu menjangkau seluruh masyarakat. Rumah pangan mendekatkan masyarakat dengan kebutuhan pokok tanpa harus ke pasar dengan harga yang terjangkau.
        "RPK itu sampai ke lorong-lorong dan kampung-kampung. Keberadaannya menjangkau dan menstabilisasi harga kebutuhan pokok sehingga tak terjadi gejolak di pasaran. Menjelang Idul Adha, RPK akan lebih dioptimalkan untuk mencegah terjadinya kenaikan harga. Kami harapkan seluruh masyarakat mengaksesnya," kata Dindin, di Makassar, saat dikonfirmasi Warta Ekonomi.
        RPK merupakan outlet penjualan pangan milik masyarakat yang dibina langsung oleh Bulog. Rumah pangan tersebut diakuinya rata-rata berskala kecil. Tujuannya selain memberikan stabilitas harga pangan, juga untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Beberapa komoditas pangan yang dijual di RPK meliputi beras, gula pasir, minyak goreng, telur, terigu dan lainnya.
        Optimalisasi RPK, Dindin mengatakan membuat pihaknya tidak perlu melakukan operasi pasar. Toh, keberadaan RPK yang tersebar di ratusan titik bahkan berpotensi bertambah tidak jauh berbeda dengan operasi pasar, khususnya pasar murah. Harga pangan di RPK juga diklaimnya selalu berada di bawah harga pasaran. Karena alasan itu pula hingga kini pihaknya tidak berencana menggelar operasi pasar menjelang Idul Adha.
        "Nggak perlu kita lakukan operasi pasar. Kan ada RPK, tinggal itu yang dioptimalkan untuk Gerakan Stabilisasi Pangan. Tapi tetap kita terus pantau perkembangan harga pangan dan mempersiapkan langkah-langkah strategis bila terjadi gejolak pasar," papar pria asal Jawa Barat tersebut.
        Disinggung soal stok pangan menjelang Idul Adha, Dindin menjamin semuanya aman. Menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir mengingat Sulsel merupakan lumbung pangan. Dicontohkannya beras, ketersediaannya di gudang mencapai 148 ribu ton dengan tingkat ketahanan pangan hampir 2 tahun. Sedangkan, stok daging kerbau mencapai 20 ribu ton yang dipastikannya memenuhi kebutuhan masyarakat pasca-Idul Adha.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: