Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Phapros Kembangkan Scaffold Hydroxyapetite untuk Dukung Kemandirian Alkes

        Phapros Kembangkan Scaffold Hydroxyapetite untuk Dukung Kemandirian Alkes Kredit Foto: Bambang Ismoyo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang bergerak di industri farmasi dan alat kesehatan, yakni PT Mitra Rajawali Banjaran dan PT Phapros Tbk melangsungkan acara peletakan batu pertama untuk pembangunan fasilitas produksi alat kesehatan Scaffold Hydroxyapetite di pabrik PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB) di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/8/2017).

        M. Yana Aditya selaku Komisaris Utama Phapros sekaligus Direktur Keuangan RNI menjelaskan kerja sama antara Phapros dengan PT Mitra Rajawali Banjaran merupakan upaya dalam mendukung kemandirian alkes nasional.

        ?Kerja sama ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Untuk itu, kami gagas kolaborasi antara Phapros yang punya modal dan teknologi dengan MRB yang memiliki lahan dan aset bangunan idle. MRB juga telah dilengkapi sederet izin, seperti izin industri, edar, impor, dan sertifikasi pengembangan alat kesehatan,? ujar Yana dalam keterangan resmi.

        Produk Scaffold Hydroxyapatite adalah hasil hilirisasi riset produk alat kesehatan dalam negeri oleh periset Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT dari RSUD Dr. Soetomo. Scaffold yang akan di produksi Phapros ini merupakan contoh sinergisme ABGC (Academician-Business-Government-and Community). Produk tersebut bisa dimanfaatkan sebagai komponen implantasi penopang tulang dan gigi.

        Barokah Sri Utami Direktur Utama PT Phapros menambahkan, fasilitas produksi yang tengah dibangun tersebut ditargetkan bisa beroperasi penuh di semester II/2018.

        ?Fasilitas produksi yang saat ini dibangun memang kapasitasnya masih medium, tapi ke depannya dengan bertumbuhnya pasar alkes yang cukup tinggi mencapai 13%, maka fasilitas ini akan terus berkembang baik dari sisi kapasitas maupun pertambahan varian produk Hydroxyapetite yang lain,? ujarnya.

        Ia melanjutkan, produk Scaffold Hydroxyapetite yang saat ini beredar sebagai bone filler 100% impor dari beberapa negara seperti Italia, Jerman, dan Korea.

        ?Produk ini akan menjadi produk alkes Scaffold Hydroxyapetite lokal pertama di Indonesia. Pada tahun ketiga nanti, kami berharap sudah bisa memperoleh omzet sebesar Rp10 miliar,? tutup Dirut Utami.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

        Bagikan Artikel: