Seorang jurnalis Meksiko di bawah perlindungan pemerintah ditembak mati pada hari Selasa di negara bagian Veracruz yang sedang berkecamuk, kata seorang pejabat, wartawan ke-10 yang dibunuh di Meksiko tahun ini.
Candido Rios, seorang reporter kriminal untuk sebuah surat kabar regional, ditembak mati di luar sebuah toko di kota Hueyapan de Ocampo di timur bersama dua orang lainnya, termasuk seorang mantan inspektur polisi.
?Rios berada di bawah perlindungan program pemerintah yang dirancang untuk membuat wartawan dan aktivis hak asasi aman dari gelombang kekerasan mematikan,? ujar Jorge Morales, Kepala Biro di negara bagian Veracruz, sebagaimana dikutip dari laman AFP, Rabu (23/8/2017)
Dirinya terkenal di tingkat lokal selama karirnya selama satu dekade di surat kabar Diario de Acayucan, di mana dirinya melaporkan kejahatan dan juga tindak korupsi di lingkup pemerintah dan juga telah bertikai dengan beberapa mantan walikota.
Korbannya juga termasuk Victor Acrelio Alegria, inspektur mantan polisi di Hueyapan de Ocampo, dan orang ketiga yang belum diidentifikasi. Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan dengan senjata bertenaga tinggi, membunuh Acrelio di tempat kejadian dan juga Rios yang terluka parah kemudian meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Lebih dari 100 wartawan telah dibunuh sejak tahun 2006 di Meksiko, salah satu negara paling berbahaya di dunia untuk para wartawan, menurut kelompok pengawas Reporters Without Borders. Lebih dari 90 persen pelaku pembunuhan tersebut tidak dihukum.
Veracruz, sebuah negara yang penuh dengan perang obat bius dan politik yang korup, sangat berbahaya, ada sekitar 20 wartawan terbunuh di negara tersebut sejak 2010. Sebagian besar wartawan yang terbunuh tahun ini telah melaporkan tindak kejahatan berat dan juga korupsi di lingkup pemerintahan.
Tahun lalu, 11 wartawan terbunuh di Meksiko, tahun paling mematikan. Tapi di tahun 2017 diperkirakan jumlahnya akan meningkat
Kekerasan tersebut merupakan bagian dari gelombang pertumpahan darah di Meksiko yang menyebabkan lebih dari 200.000 orang meninggal atau hilang sejak pemerintah mengumumkan perang terhadap kartel narkoba pada tahun 2006.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: