Suropati Minta PT Telkom Konsisten Beri Keterangan Rusaknya Satelit
Koordinator Presidium Solidaritas untuk Pergerakan Aktivis Indonesia (Suropati), Aditya Iskandar meminta PT Telkom tidak merahasiakan apa yang sedang terjadi terhadap satelit 1 hingga menimbulkan gangguan ribuan ATM. Simpang siur informasi mengenai satelit Telkom ini menurutnya patut diselidiki oleh Kepolisian.
"PT Telkom dalam keterangan persnya juga tidak konsisten dalam menjelaskan faktor erornya satelit 1 milik Telkom. Pertama Telkom mengatakan hal tersebut karena umur satelit yang sudah memasuki usia tua 18 tahun. Lalu, Telkom mengatakan satelit Telkom 1 mengalami pergeseran antena hingga akhirnya Telkom bilang satelit Telkom 1 sudah tidak bisa digunakan karena slot orbit 108 sudah kosong," kata Adit, di Jakarta, Senin (4/9/2017).
Ia juga mempertanyakan soal dugaan migrasi data atau penghapusan data jutaan pelanggan. "Karena kami mendengar bahwa pihak direktorat IT Telkom membuat satu tim untuk migrasi atau penghapusan data sejumlah pelanggan tersebut," imbuhnya.
Dari informasi yang diperoleh gangguan ini berimbas kepada 4.700 ATM dan 100 kantor kas BCA, 1.500 ATM BNI, 2.000 ATM Bank Mandiri, 300 ATM BRI.
"Hal tersebut mengakibatkan arus kelancaran keuangan dan ekonomi terganggu. Belum dapat dicatat berapa kerugian materiil dan non materiil yang ditimbulkan," terangnya.
Di sisi lain berdasarkan informasi sebuah media, gangguan terhadap satelit 1 milik PT Telkom diduga karena masuknya perusahaan IT asing yang akan mengambil alih sistem billing di PT Telkom dengan jumlah pelanggan 17 Juta. Pergantian system billing ini diduga telah melakukan penghapusan atau pemindahan data billing pelanggan sejumlah 1,3 juta.
"Hal tersebutlah yang membuat satelit 1 eror menurut media tersebut dan narasumbernya. Dan hingga saat ini diduga telah lebih dari 4 juta pelanggan," ucapnya.
Kabar yang beredar Information System Center (ISC) juga mengakibatkan terganggunya sejumlah kerusakan jaringan ATM dan televisi beberapa waktu lalu.
"Dapat dibayangkan bila sejumlah data pelanggan tersebut yang diduga diimigrasikan atau dihapus, berapa nilai yang akan hilang untuk pendapatan negara. Selain itu informasi yang berkembang, PT Telkom belum membayarkan kewajibannya kepada Lockheed Martin sebagai perusahaan yang bekerja sama dengan Telkom dalam mengoperasikan system billing di PT Telkom," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi