Pemberitaan merupakan hal yang esensial dan juga berperan penting agar masyarakat luas dapat mengetahui terkait dengan kinerja pemerintah yang sudah dilakukan dan juga dihasilkan. Bahkan, bila tidak ada sebuah pemberitaan atau ekspos ke masyarakat luas, tidak dipungkiri masyarakat akan beranggapan bahwa pemerintah tidak melakukan tugasnya dan juga kewajibannya atau hanya sekadar makan gaji buta.
"Oleh karena itu, tugas Humas di lembaga dan kementerian yang tergabung dalam Bakohumas, yang harus melakukan ekspos atas apa yang sudah dikerjakan pemerintah dan sampai dimana hasilnya," tutur Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram, pada acara Forum Tematik Bakohumas "Peran Koperasi Dalam Inovasi Peningkatan Pemerataan Ekonomi", di Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Di acara yang juga dihadiri para Humas dari lembaga dan kementerian, Agus juga berharap agar Bakohumas bisa mensosialisasikan hasil dari program-program Kemenkop dan UKM, diantaranya mengangkat ke permukaan koperasi-koperasi berkualitas yang ada di seluruh Indonesia.
"Lewat ekspos koperasi berkualitas, maka akan mengubah persepsi buruk masyarakat terhadap koperasi. Selama ini banyak yang berpersepsi bahwa koperasi itu miskin, kumuh, dan kuno. Padahal, tak sedikit juga koperasi berkualitas yang dikelola secara manajemen moderen hingga mampu menghasilkan aset dan omzet triliunan rupiah," ujar Agus.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bakohumas Pusat Rosalita Niken Widiastuti mengamini pernyataan Agus. Pasalnya, papar Rosalita, informasi yang banyak muncul ke tengah masyarakat justru terkait koperasi-koperasi abal-abal yang merugikan masyarakat, alias Bad News is a Good News.
"Ternyata, kalau koperasi dikelola dengan baik dan benar juga kreatif, bisa menjadi besar dan mampu memberikan nilai manfaat untuk masyarakat. Koperasi-koperasi berkualitas itulah yang harus kita ekspos secara terus-menerus di tengah masyarakat," papar Rosalita yang juga sebagai Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo.
Forum ini dinahkodai oleh Dedi Gumelar atau akrab dipanggil "Kang Miing" yang notebene juga sebagai Duta Koperasi. Forum tersebut menghadirkan sebanyak empat nara sumber, antara lain Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring, Ketua Kospin Jasa Andi Arslan, Ketua Pengawas Koperasi Sejahtera Bersama (KSB) Iwan Setiawan, dan ada juga Wakil Ketua I Koperasi Telekomunikasi Seluler (K-Sel) Teddy Indra Permana.
Meliadi menyebutkan, koperasi harus terus digaungkan karena hanya dengan berkoperasi bisa mengurangi gap antara yang kaya dan miskin.
"Apalagi, saat ini kita sudah menggulirkan Reformasi Total Koperasi, dimana nantinya hanya akan muncul koperasi yang berkualitas. Akan ada perubahan paradigma, jumlah koperasi boleh menurun tapi dengan kualitas yang meningkat," ungkap Meliadi.
Meliadi yakin koperasi bisa tumbuh bagus karena Indonesia memiliki potensi seperti sumber daya alam melimpah, SDM usia produktif, dan sosial budaya gotong-royong yang diusung koperasi.
"Kita sedang kembangkan jaringan usaha antar koperasi agar koperasi semakin memiliki daya saing agar lebih kompetitif," ujarnya.
Hanya saja, Meliadi mengakui bahwa banyak koperasi bagus dan berkualitas yang enggan diekspos untuk diketahui khalayak.
"Mereka lebih memilih bersembunyi ketimbang muncul karena takut pajak. Karena salah satu masalah yang dihadapi koperasi adalah penerapan pajak ganda. Di beberapa negara malahan koperasi sudah dibebaskan dari pajak. Ini yang akan terus kami perjuangkan," pungkas Meliadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo