Keluarga Catur Yuliantono, korban meninggal dunia akibat terkena kembang api suar (flare)?usai laga Timnas Indonesia versus Fiji (2/9), menolak untuk terus larut dalam duka.
"Saya rasa semua sudah selesai dan kami ingin kembali melanjutkan hidup sehari-hari," ujar mertua Catur, Nur Hasan, dalam keterangan tertulis Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jakarta, Jumat (8/9/2017) malam.
Hasan mengatakan pihak keluarga juga merasa tidak ada lagi yang perlu dipertentangkan dengan PSSI terkait meninggalnya sang menantu.?Sebaliknya, keluarga justru berterima kasih kepada PSSI yang dengan segera mengambil tindakan sejak awal kejadian hingga Catur dimakamkan.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada PSSI yang ikut mendampingi keluarga hingga proses berakhir," tutur Hasan.
Tersangka pelempar petasan ditangkap polisi pada Senin (4/9) atau dua hari setelah kejadian.?Tersangka berinisial ARP alias Rico ditangkap di sebuah perumahan di daerah Bekasi Timur.?Catur Yuliantono, warga Duren Sawi, berusia 32 tahun, suporter di pertandingan persahabatan internasional Indonesia versus Fiji di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/9), meninggal dunia karena terkena kembang api yang diterbangkan dari tribun selatan ke tribun timur stadion, persis usai laga.?Terkait peristiwa itu, PSSI pun menyatakan terus berusaha membenahi manajemen keamanan pertandingan sepak bola atau "football security"
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: