Satelit Telkom 1 dikabarkan hancur di orbit geostasioner setelah dilakukan pelacakan oleh perusahaan Amerika Serikat, ExoAnalytic. Namun Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga menegaskan selama dua minggu masa pemulihan (recovery) tidak ada memperlihatkan kondisi tersebut.
"Masalah hancur itu tidak ada ya. Buktinya kami masih berkomunikasi dengan Kemenkominfo, Kementerian BUMN," tegas Alex kepada wartawan di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2017).
Mengenai kerugian akibat peristiwa tersebut, Alex mengakui masih belum merinci total kerugian yang ditanggung Telkom. Hal ini lantaran para petugas yang diterjunkan juga belum semuanya tiba di Jakarta.
"Ditanggung semua sama Telkom enggak ya. Pelanggan ini yang terdampak ada dua macam pertama pelanggan langsung dan pelanggan tidak langsung yaitu bisa provider misalnya Perbankan dan ATM layanan ini mencakup satelit Telkom 1 maka pelanggan langsung dan tidak langaung harus diarakahkan ke transporter itu sebabnya repointing kami yang tanggung," terangnya.
Alex menambahkan bahwa Telkom menggunakan tiga solusi service recovery.
"Selain melakukan repointing antenna ground segment, Telkom juga memanfaatkan dua teknologi alternatif sebagai solusi temporer untuk mempercepat recovery sejumlah sites. Komposisinya, sebanyak 81% repointing antenna parabola ground segment, 14% menggunakan sistem Machine to Machine (M2lvl), dan 5% sisanya memanfaatkan teknologi fiber optik," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi