Fintech Peer-to-Peer Lending Jadi Alternatif Investasi di Era Digital
Mengingat besarnya potensi Peer-to-peer (P2P) lending di Indonesia karena menjadi akses yang dinilai tepat untuk menyelesaikan permasalahan berinvestasi sekaligus menciptakan solusi pembiyaan UMKM, industri fintech P2P lending semakin marak meramaikan dunia financial dan technology di Indonesia. Salah satu perusahaan yang menyelenggarakan layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi, Modalku.com menunjukkan bahwa kebutuhan pasar P2P lending yang terdiri dari lender dan borrower sangat membutuhkan keberadaan fintech P2P lending di era digital seperti saat ini.
Terikatnya berinvestasi di pasar modal dan meminjam uang di bank dengan berbagai aturan, membuat masyarakat menjadi seolah terbantu dengan hadirnya fintech lending. Meski banyak bertumbuhan perusahaan fintech lending di Indonesia, pasarnya tidak pernah sepi.
Reynold Wijaya selaku Co-Founder dan CEO Modalku mengatakan bahwa saat ini Modalku sudah menyalurkan pinjaman modal sebesar Rp650 miliar secara regional. Kemudian tingkat pengembalian di Modalku lebih tinggi dari instrumen investasi tradisional, yaitu bunga hingga 35%.
?Secara makro, pemberdayaan UMKM dan penciptaan alternatif investasi yang dilakukan P2P lending berperan memajukan ekonomi Indonesia. Kami percaya bahwa performa bisnis UMKM yang solid akan memperkuat ekonomi nasional,? tutur Reynold pada acara Bedah Peer-to-Peer Lending bertajuk Alternatif Investasi di Era Digital yang digelar oleh Modalku di Ayana Hotel Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mantan Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014, Muhammad Chatib Basri mengatakan bahwa fintech P2P lending seperti Modalku dapat membuka akses bagi pembiayaan UMKM serta menyediakan instrumen alternatif investasi yang baru dan terjangkau. Karena dapat dimulai dengan penempatan Rp10 juta.
?Sebagai alternatif investasi, P2P lending mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh masyarakat umum. Begitu mudah bahkan, sehingga semua aktivitas pemberi pinjaman P2P lending dapat dilakukan lewat aplikasi smartphone. Cocok bagi pemuda-pemudi Indonesia yang melek digital. Menjadi pemberi pinjaman bagi UMKM juga membuka akses ke inklusi keuangan,? tutur Basri dalam kesempatan yang sama.
Kemudian perusahaan fintech lainnya di Indonesia juga memiliki banyak jenis yang berbeda, dengan variasi penempatan investasi yang bersaing. Para lender biasanya tidak dibatasi oleh umur dan negara. Hal inilah yang kemudian membuat fintech P2P lending semakin diminati oleh masyarakat baik lokal maupun regional untuk berinvestasi maupun mengajukan pinjaman modal usaha.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait: