- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Konsumsi Gas Melon di Sulawesi Tinggi, Pertamina: Itu untuk Masyarakat Miskin
Kredit Foto: Antara/Feny Selly
Warta Ekonomi, Makassar -
General Manager Marketing Operation Region VII PT Pertamina, Joko Pitoyo, mengatakan konsumsi gas subsidi berupa tabung gas elpiji 3 kilogram di Pulau Sulawesi tergolong tinggi. Pemakaian tabung gas yang ditujukan untuk masyarakat miskin itu mencapai 92 persen atau setara 1.500 ton per hari. Sisanya, 7-8 persen memakai gas non-subsidi, termasuk produk anyar Pertamina berupa Bright Gas.?
"Pemakaian gas subsidi merujuk pada angka itu tergolong tinggi. Makanya terus kami coba untuk melakukan pengalihan atau migrasi dari tabung gas 3 kilogram ke Bright Gas dengan ukuran 5,5 kilogram. Harus dipahami bahwa tabung gas 3 kilogram itu untuk masyarakat kurang mampu," kata Joko, di Makassar, belum lama ini.?
Tingginya pemakaian gas subsidi di Sulawesi tidak lepas karena alokasi penggunaannya kurang tepat sasaran. Tabung gas 3 kilogram, Joko menyebut hanya ditujukan untuk masyarakat tidak mampu alias miskin. Terdapat kriteria yang jelas, seperti penghasilan maksimal Rp1,5 juta. Disampaikan dia pula bahwa PNS semestinya beralih menggunakan gas non-subsidi.?
"Di tabung gas 3 kilogram itu ada tulisan untuk masyarakat miskin. Ya harusnya malu kalau mampu tapi masih pakai gas subsidi," ujar Joko sembari menyebut pihaknya tidak bisa memaksakan penggunaan gas non-subsidi ke masyarakat.?
Untuk mendorong pemakaian gas subsidi, manajemen PT Pertamina menggandeng pemerintah daerah se-Sulawesi. Diharapkannya agar pemerintah daerah bisa mensosialisasikan pemakaian gas non-subsidi yang tidak kalah baik. Sosialisasi PT Pertamina sudah dilakukan di seluruh daerah di wilayah Pulau Sulawesi.
"Seluruh provinsi di Sulawesi sudah disosialisasikan. Mulai dari Sulut, Sulteng, Sultra, Gorontalo dan Sulbar. Terakhir Sulsel karena kesibukan gubernur," pungkas Joko.?
Manajemen PT Pertamina diketahui telah menemui Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di Kantor Pemerintah Provinsi Sulsel, kemarin. Kedatangan manajemen PT Pertamina yang dipimpin langsung oleh Joko ditujukan untuk memperkenalkan gas non-subsidi berupa Bright Gas. Dalam kesempatan itu, Joko melaporkan pemakaian gas non-subsidi itu meningkat hingga 5 persen.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan pengawasan terhadap distribusi tabung gas 3 kilogram merupakan hal yang penting. Musababnya, penggunaan gas di tengah masyarakat menjadi keniscayaan. "Mana ada lagi yang tidak pakai gas. Bukan hanya di kota, orang di kampung saja pakai," ujar Gubernur Sulsel dua periode tersebut.
Khusus untuk pengawasan distribusi tabung gas 3 kilogram yang merupakan subsidi dari pemerintah, Gubernur Syahrul menegaskan kesiapan untuk mengawalnya. Ia menyarankan pembentukan satgas monitoring. "Buatkan satgas monitoring untuk mengawasi ini dan lakukan kordinasi dengan dinas terkait dan langsung lakukan aksi," pungkas dia.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: