Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertamina Gencar Sosialisasi Elpiji Nonsubsidi di Sulawesi

        Pertamina Gencar Sosialisasi Elpiji Nonsubsidi di Sulawesi Kredit Foto: Antara/Jojon
        Warta Ekonomi, Makassar -
        PT Pertamina gencar mensosialisasikan penggunaan elpiji non-subsidi berupa Bright Gas di seluruh provinsi lingkup Pulau Sulawesi. Langkah tersebut dimaksudkan dengan harapan masyarakat, khususnya mereka yang mampu secara ekonomi, mulai meninggalkan penggunaan elpiji subsidi. Hingga kini, pemakaian elpiji subsidi yakni tabung gas 3 kilogram masih sangat mendominasi dan menjadi beban negara.
        General Manager Marketing Operation Region VII PT Pertamina, Joko Pitoyo, mengatakan sejak Bright Gas diluncurkan pada tahun lalu, pihaknya sudah mensosialisasikan produk anyar itu di wilayah kerjanya. Teranyar, manajemen PT Pertamina mensosialisasikan sekaligus melaporkan penggunaan elpiji non-subsidi itu ke Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Diklaimnya penggunaan Bright Gas terus meningkat, tapi belum begitu signifikan.
        "Sejak dilaunching setahun lalu, ada peningkatan penggunaan (Bright Gas). Tentunya bertahap karena masih pengenalan. Nah, kenaikan penggunaan bisa lebih tinggi lagi kalau disosialisasikan," kata Joko, seusai pertemuan dengan Gubernur Syahrul di Kantor Pemerintah Provinsi Sulsel, belum lama ini.
        Khusus di kalangan pemerintahan, manajemen PT Pertamina sudah keliling Pulau Sulawesi untuk menemui pimpinan daerah guna mensosialisasikan Bright Gas. Gubernur Syahrul menjadi kepala daerah terakhir yang ditemui manajemen PT Pertamina. "Seluruh provinsi di Sulawesi sudah disosialisasikan. Mulai dari Sulut, Sulteng, Sultra, Gorontalo dan Sulbar. Terakhir Sulsel karena kesibukan gubernur baru kita bisa temui sekarang," tuturnya.
        Berdasarkan data PT Pertamina, pemakaian elpiji subsidi berupa tabung gas 3 kilogram di Sulawesi mencapai 92 persen. Jumlah itu, kata Joko, tergolong tinggi dan berupaya ditekan dengan melakukan konversi pengunaan ke Bright Gas dengan isi tabung 5,5 kilogram. Joko menyebut untuk meningkatkan minat masyarakat, pihaknya memudahkan migrasi penggunaan elpiji subsidi ke elpiji non-subsidi dengan penukaran tabung gas.
        Joko melanjutkan pihaknya juga menggandeng pemerintah daerah untuk membantu peningkatan penggunaan elpiji non-subsidi. Berdasarkan aturan, kata dia, pemakaian tabung gas 3 kilogram hanya ditujukan bagi masyarakat tidak mampu alias miskin. Terdapat batas penghasilan maksimal Rp1,5 juta bagi mereka yang berhak membeli tabung gas 3 kilogram.?
        "Di tabung gas elpiji 3 kilogram itu ada tulisan untuk masyarakat miskin. Jadi ya kalau Anda mampu lantas tetap membeli itu, ya harusnya kan malu. Mari bersama untuk saling mengingatkan bahwa untuk masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang cukup haruslah beralih ke elpiji non-subsidi, seperti Bright Gas," terang Joko.
        Sementara itu, Gubernur Sulsel, Syahrul ?Yasin Limpo, mengatakan pengawasan terhadap distribusi tabung gas 3 kilogram merupakan hal yang penting. Musababnya, penggunaan elpiji di tengah masyarakat menjadi keniscayaan. "Mana ada lagi yang tidak pakai gas. Bukan hanya di kota, orang di kampung saja pakai," ujar Gubernur Sulsel dua periode tersebut.
        Khusus untuk pengawasan distribusi tabung gas 3 kilogram yang merupakan subsidi dari pemerintah, Gubernur Syahrul menegaskan kesiapan untuk mengawalnya. Ia menyarankan pembentukan satgas monitoring. "Buatkan satgas monitoring untuk mengawasi ini dan lakukan kordinasi dengan dinas terkait dan langsung lakukan aksi," pungkas dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: