Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS (US$) sempat melemah dan diproyeksikan bakal berada di posisi Rp13.600 per US$. Namun hingga penutupan perdagangan pada Rabu (4/10/2017), nilai tukar rupiah masih berada di level Rp13.475 - Rp13.477.
Membaiknya kondisi domestik ekonomi memberikan angin segar bagi rupiah untuk tidak tersungkur lebih dalam. Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan bahwa indikator lain penggerak nilai tukar rupiah ialah kondisi faktor eksternal.
"Kemarin data-data ekonomi domestik cukup baik dan didukung oleh tingkat ekonomo global yang juga membaik," katanya saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, adanya perbaikan ekonomi di China juga memberikan dampak yang baik bagi ekonomi Indonesia. Ekonomi China juga banyak dipengaruhi ekonomi Indonesia.
Meski begitu, lanjutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini, juga dipengaruhi oleh kebijakan di Amerika Serikat (AS) dan eropa. Sebagaimana diketahui, bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan mengerek kembali tingkat suku bunganya. Padahal sebelumnya, The Fed sudah menaikkan suku bunga hingga dua kali sepanjang tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi