Ekspor berbagai jenis kerajinan anyaman dari Provinsi Bali menghasilkan devisa sebesar 792.837 dolar AS selama bulan Agustus 2017, atau meningkat 99.126 dolar AS (14,29 persen) bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 693.711 dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga meningkat 182.658 dolar AS atau 29,94 persen, karena pengapalan hasil anyaman itu pada Agustus 2016 hanya menghasilkan 610.179 dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Selasa (17/10/2017).
Ia mengatakan, kerajinan anyaman itu mampu memberikan kontribusi sebesar 1,84 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 43,07 juta dolar AS selama bulan Agustus 2017.
Total ekspor Bali tersebut meningkat 1,97 juta dolar AS atau 4,77 persen dibanding bulan sebelumnya, karena Juli 2017 menghasilkan sebesar 41,112 juta dolar AS.
Namun, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya hanya meningkat 2,40 juta dolar AS, karena Agustus 2016, total ekspor Bali mencapai sebesar 40,664 juta dolar AS.
Menurut dia, hasil kerajinan anyaman yang digeluti para perajin di daerah pedesaan, khususnya di Kabupaten Gianyar, Bangli dan Karangasem itu merupakan salah satu dari 17 jenis komoditas hasil kerajinan skala rumah tangga yang mampu menembus pasaran luar negeri.
Hasil kerajinan anyaman itu dikombinasikan dengan rotan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin setempat yang cukup diminati konsumen mancanegara, maupun wisatawan saat menikmati liburan di Pulau Dewata.
Kerajinan tersebut antara lain berupa perabotan rumah tangga dari anyaman bambu kombinasi rotan, aneka jenis patung yang unik, khas dan menarik dibuat dari akar bambu.
Perajin biasanya membuat barang tersebut dalam bentuk praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat yang mengutamakan masalah mutu.
"Perajin Bali cukup kreatif dalam menghasilkan matadagangan anyaman dengan mengombinasikan bambu dengan rotan maupun pandan itu mampu menghasilkan matadagangan yang lebih unik dan menarik," ujarnya.
Adi Nugroho menjelaskan, kerajinan anyaman dari Bali tersebut paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 21,26 persen, menyusul Australia 10,77 persen dan Jepang 5,05 persen.
Selain itu juga diserap pasaran Belanda 4,74 persen, Perancis 7,85 persen, Singapura 4,10 persen Hong Kong 1,37 persen, Tiongkok 0,41 persen, Jerman 2,37 persen dan Taiwan 0,44 persen.
Sisanya, 41,65 persen diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena aneka jenis anyaman itu sangat diminati konsumen luar negeri. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: