Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mendesak pemerintah dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai secara konsisten menggunakan energi baru terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik.
"Program pembangkit listrik 35.000 MW seharusnya lebih banyak dipasok dengan energi baru terbarukan, minimal energi yang lebih bersih seperti gas," kata Tulus melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Apalagi, fakta di lapangan menunjukkan keandalan jaringan listrik PT PLN masih buruk, meskipun manajemen PT PLN menyatakan sudah tidak ada lagi "zona merah" yang artinya tidak ada wilayah yang mengalami kekurangan pasokan atau krisis tenaga listrik di seluruh Indonesia.
Begitu pula dengan tegangan di rumah konsumen yang seringkali masih naik turun. Tulus mengatakan di wilayah Jakarta saja tegangan masih sering di bawah 200 volt. Padahal, seharusnya tegangan yang standar adalah 220 volt.
"Kalau di Jakarta saja masih di bawah 200 Volt, bagaimana diluar Pulau Jawa?" tanyanya.
Tulus menduga kondisi tersebut karena sumber dana PT PLN banyak tersedot untuk pembiayaan program pembangkit listrik 35.000 MW. Apalagi, program tersebut oleh banyak kalangan dianggap terlalu dipaksakan.
"Karena itu, sudah seharusnya pengunaan energi baru terbarukan mulai dilakukan secara konsisten. Hari ini adalah Peringatan Hari Listrik Nasional ke-72. Sudah 72 tahun, seharusnya pelayanan listrik kepada konsumen jauh lebih baik," tuturnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil