PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengucurkan kredit usaha kecil sekitar Rp1,4 miliar kepada kelompok usaha agrobisnis UD Gelora untuk mengembangkan kemitraan dengan 350 petani apel di kota Malang.
Pemilik UD Gelora, Sugeng Slamet, di Malang, Jawa Timur, Minggu (12/11/2017), mengatakan saat ini perusahaannya menerima pasokan 12 ton apel setiap harinya dari petani apel binaan yang tersebar di seluruh Malang.
"Petani mitra dulunya menjual bebas, seringkali produksi mereka tidak ada yang menampung. Seringkali ada yang terbuang saat panen. Sekarang jadinya semua produksi selalu tertampung dan bisa didistribusikan," ujarnya.
Sugeng mengklaim pihaknya juga memberikan pendampingan kepada petani agar mampu menghasilkan apel yang berkualitas tinggi. Hal itu dilakukan agar bisnisnya tetap prospektif untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis distribusi apel.
Kemitraan dengan para petani di Malang sudah dimulai sejak 2007. Saat itu, kata dia, petani apel sedang didera tekanan produksi karena bahan baku dan biaya operasional yang mahal. Padahal kompetisi di pasar domestik juga meningkat karena derasnya buah impor.
"Mereka banyak yang 'collaps' (bangkrut). Produknya dijual murah," ujar dia.
Awalnya, UD Gelora hanya "merangkul" 70 orang petani. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah petani yang dibina meningkat lima kali lipat.
Sugeng mencoba menawarkan kemitraan dengan membeli produksi petani apel itu kemudian menjualnya. Namun untuk meningkatkan mutu apel tersebut, kata Sugeng, dirinya benar-benar mendampingi petani dari hulu agar apel yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran.
Selain itu, Sugeng juga mencoba membeli apel petani dengan harga wajar. Kemudian, dana yang diperoleh petani itu dibelikan alat produksi seperti pupuk, dan berbagai alat operasional lainnya.
"Saya pinjami uang, buahnya saya ambil. Dana yang saya kasih tidak dikembalikan. Namun dipotong dari produksi apel," ujarnya.
Setelah hampir 10 tahun bermitra, ujar Sugeng, perusahaannya saat ini menyalurkan minimal tujuh ton perhari ke pasaran dengan berbagai varian apel.
Untuk mengembangkan usaha penyalur apel dan juga pendampingan terhadap petani ini, Sugeng mengatakan, pihaknya mendapat bantuan dari BCA sebesar Rp1,4 miliar. Rinciannya, pembiayaan Rp600 juta diperoleh pada 2009, kemudian Rp800 juta pada 2014.
"Sebelumnya saya kembangkan sendiri dahulu usaha saya dengan modal awal Rp250 juta," ujarnya.
Sugeng merupakan salah satu debitur kredit usaha kecil (KUK) BCA. Sugeng mengaku hanya membayar bunga 0,6 persen setiap bulannya.
"Karena bunga yang murah itu dan juga sudah kerja sama lama dengan BCA, saya putuskan ambil kredit dari BCA dan sekarang saya kembangkan kemitraan dengan 350 petani," ujar dia.
Dengan pendampingan terus menerus terhadap petani, kata Sugeng, kini produk apelnya menjadi incaran penjual-penjual eceran di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumatera.
Pertumbuhan omzet penjualan apel dari UD Gelora mencapai 50 persen setiap tahunnya.
"Kami jaga setiap tahunnya tumbuh 50 persen. Itu sudah berlangsung sejak 2011. Omzet naik juga karena pasokan buah impor berkurang," kata Sugeng yang enggan merinci berapa nominal omzet transaksi yang dia peroleh setiap harinya.
Saat ini, kata Sugeng, perusahaannya juga sedang bersiap ekspansi untuk memproduksi produk hilir apel yakni keripik dan sari apel. Target Sugeng, akhir 2017, UD Gelora sudah dapat memproduksi sari dan keripik apel.
"Pabrik sudah ada, dananya Rp1,5 miliar. Pinjaman dari BCA," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: