Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gunung Agung Erupsi Lagi, AirNav: Aktivitas Penerbangan Masih Normal

        Gunung Agung Erupsi Lagi, AirNav: Aktivitas Penerbangan Masih Normal Kredit Foto: Antara/Wira Suryantala
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Gunung Agung kembali mengalami erupsi pada Sabtu (25/11/2017) sore, dengan ketinggian abu mencapai 1.500 meter. Terkait erupsi teraebut, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia alias AirNav Indonesia menyampaikan erupsi itu tidak berdampak pada aktivitas penerbangan di wilayah Bali.

        "Kami memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung dengan sangat ketat dan melakukan koordinasi dengan banyak pihak terkait. Setelah erupsi yang terjadi, kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa aktivitas penerbangan di wilayah Bali masih berlangsung normal," ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono dalam siaran persnya yang diterima Warta Ekonomi, Minggu (26/11/2017).

        Menurut Wisnu, dari koordinasi dengan BMKG dan Angkasa Pura I selaku operator Bandara I Gusti Ngurah Rai dipastikan bandara tidak terkena dampak abu vulkanik. Demikian juga dengan perlintasan udara yang dilayani AirNav di wilayah Bali masih dalam kondisi normal.

        "Kami masih melayani penerbangan dalam kondisi normal. Bahkan selain pesawat komersial berjadwal juga ada pesawat training yang kami layani dengan penerbangan touch and go. Jadi sampai saat ini, bandara tetap operasi normal sehingga masyarakat kami persilakan untuk jalani aktivitas perjalanan secara normal. Kami tetap mengutamakan aspek keselamatan berdasar- kan perkembangan situasi," klaim Wisnu.

        Terlepas masih normalnya aktivitas penerbangan, Wisnu tidak membantah adanya sejumlah maskapai yang mengalihkan penerbangan. Di samping itu, ada pula tiga maskapai yang penerbangannya dibatalkan dan kembali ke bandara asal. Semuanya merupakan penerbangan internasional dari Singapura dan Australia. Lalu, ada pula sejumlah penerbangan yang mengalihkan penerbangan dari bandara asal.

        Wisnu melanjutkan AirNav akan terus memonitor keberadaan abu vulkanik di Bandara Ngurah Rai dengan paper test Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dan koordinasi erat dengan BMKG, PVMBG/posko aktif. "Hasil paper test tidak terpantau abu vulkanik," kata Wisnu.

        Meski demikian, pihaknya tetap akan terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personelnya. Ia?menyampaikan AirNav tetap menjadikan faktor keselamatan sebagai prioritas pertama dalam menyikapi sebaran abu vulkanik di bandara dan di rute-rute penerbangan.

        "Pada September lalu, kami sudah mengumpulkan seluruh general manager di bandara-bandara yang akan dijadikan alternatif dan menyiapkan skenario-skenario bila terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Maka dari itu, masyarakat diharapkan tetap tenang dan yakin atas keselamatan penerbangan," sambung Wisnu.

        Kementerian Perhubungan, AirNav Indonesia, dan instansi terkait, Wisnu menyebut sudah menyiapkan 10 bandara sebagai pilihan diversion. Kesepuluh bandara tersebut adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, dan Banyuwangi.

        "Jadi koordinasi sudah kami lakukan dan sekarang kami bersiaga penuh," pungkas Wisnu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: