Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertamina dan Rosneft Tandatangani Akta Pendirian PRPP

        Pertamina dan Rosneft Tandatangani Akta Pendirian PRPP Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan perusahaan migas Rusia, Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD menandatangani akta pendirian perusahaan patungan.

        Perusahaan patungan yang diberi nama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) akan membangun dan mengoperasikan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan Kompleks Petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemial/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

        Dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (28/11/2017), penandatanganan akta pendirian perusahaan itu dilakukan di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) dengan memanfaatkan layanan prioritas yang dilakukan oleh Tim Layanan Izin Investas 3 Jam, di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Selasa (28/11/2017).

        Direktur PT KPI Achmad Fathoni Mahmud mengatakan, dalam rangka pembangunan NGRR Tuban yang direncanakan berkapasitas 300 ribu barel per hari dengan total nilai investasi sampai dengan Rp15 miliar, kedua perusahaan sudah menyepakati komposisi saham perusahaan patungan PRPP sebesar 55 persen saham untuk Pertamina dan sisanya 45 persen untuk Rosneft.

        Menurut dia, proyek NGRR Tuban akan memberikan manfaat besar baik ekonomi maupun sosial bagi bangsa dan negara ke depan. "Proyek ini akan meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi dengan meningkatkan produksi bahan bakar minyak nasional yang berkualitas Euro V. Kilang juga akan menghasilkan produk baru petrokimia," katanya.

        Fathoni menambahkan, pembangunan megaproyek NGRR Tuban akan menciptakan lapangan kerja dengan perkiraan saat proyek antara 20.000-40.000 tenaga kerja dan sekitar 2.000 orang setelah beroperasi. Proyek itu juga diyakini akan memberikan dampak positif berantai berupa pajak untuk pemerintah dan ekonomi masyarakat nasional maupun regional.

        Adapun perkiraan produk BBM yang nanti akan dihasilkan NGRR Tuban adalah gasoline sebesar 80 ribu barel per hari, solar 99 ribu barel per hari, dan avtur 26 ribu barel per hari. Sementara produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun, dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.?

        Sementara itu, susunan direksi PT Pertamina Rosneft Pengolahan Petrokimia adalah Amir H. Siagian sebagai Presiden Direktur serta Alexander Dmitriev dan Bambang Sembodo sebagai Direktur.

        Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM Lestari Indah menjelaskan pihaknya sangat mendukung pendirian badan hukum Indonesia atas nama PT PRPP antara Pertamina dan Rosneft.

        "Pendirian PT PRPP di bidang usaha kilang minyak dengan rencana penyerapan tenaga kerja hingga 40 ribu ini merupakan implementasi Proyek Strategis Nasional yang diharapkan dapat menyeimbangkan demand-supply?pasokan migas sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.

        Peran pemerintah melalui BKPM, khususnya PTSP Pusat, lanjut Lestari, adalah untuk memastikan bahwa pendirian PT PRPP melalui mekanisme layanan investasi 3 jam dilaksanakan sebaik mungkin sehingga dapat segera beroperasi secara resmi sebagai Badan Hukum Indonesia.

        "Selanjutnya, PTSP Pusat di BKPM juga siap untuk memproses permohonan fasilitas maupun insentif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan pada saat merealisasikan investasinya," katanya. (FNH/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: