CIGMark Research and Consulting merilis sebuah survei yang mencatat posisi calon gubernur (cagub) Jawa Barat Ridwan Kamil terancam oleh Deddy Mizwar (Demiz) ketika berhadapan secara berpasangan.
CEO The Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menjelaskan ada perbedaan selisih yang cukup siginifikan antara elektabikitas di posisi sebagai cagub dengan elektabikitas dalam simulasi pasangan. Selisih elektabikitas antara RK dengan Demiz dalam posisi sebagai cagub sekitar 9,5 persen, tapi selisihnya semakin tipis jika diadu dalam simulasi berpasangan.
Hal itu bisa dilihat dari beberapa simulasi pasangan RK-Daniel Mutaqien (38,4%) berhadapan dengan Demiz-Ahmad Syaikhu (34,6%) dan Anton Charlian-Netty Heryawan (9,2%).
"Selisih antara pasangan RK-Daniel Mutaqien dengan Demiz-Ahmad Syaikhu hanya 3,8%," katanya kepada wartawan di Bandung, belum lama ini.
Karyono menjelaskan bahwa dari aspek elektabilitas, sosok Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar paling mendominasi dukungan pemilih. Dari 13 nama yang diuji sebagai bakal calon gubernur Jabar, jika pelaksanaan?dilakukan saat ini maka Ridwan Kamil mendapatkan dukungan paling banyak dengan elektabilitas 32,3%.
Wali kota Bandung ini bersaing dengan incumbent Demiz yang berada di posisi kedua dengan tingkat dukungan sebesar 22,8%. "Sedangkan Dede Yusuf elektabilitasnya 12,1% dan Deddy Mulyadi yang saat ini menjadi Bupati Purwakarta mendapatkan dukungan 10,9%," ungkap Karyono.
Selanjutnya di bawah Deddy Mulyadi ada tiga kandidat yang bersaing yaitu Netty Heryawan yang merupakan istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang memperoleh dukungan 4,9% bersaing dengan Rieke Diah Pitaloka 3,6% dan Anton Charliyan 3,5%.
Karyono menegaskan meskipun nama Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar dominan tetapi belum pada posisi aman. Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat posisi keduanya belum aman, yakni jumlah pemilih RK dan Demiz cenderung rendah.
"Pemilih RK yang loyal atau tidak akan berubah (swing voters) hanya 20,1%. Sementara pemilih militan Demiz hanya 10,6%. Adapun jumlah swing voters masih sekitar 50% berarti ada separuh pemilih yang masih mengambang," pungkas Karyono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: