Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tahun Politik 2018, Menjaga Asa di Sektor Pasar Modal Indonesia (3)

        Tahun Politik 2018, Menjaga Asa di Sektor Pasar Modal Indonesia (3) Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hingga 20 Desember 2017 total jumlah single investor identification (SID) telah mencapai 1,12 juta. Jumlah investor di pasar modal itu naik sekitar 25,24 persen yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBSN) dan efek lain yang teratat di KSEI.

        Tetap Optimistis Tito Sulistio optimistis kinerja industri pasar modal pada 2018 mendatang tetap positif meski dibayangi sejumlah tantangan, terutama dari eksternal. Komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur serta stabilitas politik dan keamanan yang kondusif akan menjaga kepercayaan investor terhadap industri pasar modal.

        "Ada beberapa agenda yang menjadi perhatian pasar, dan cukup menantang dari eksternal, namun saya percaya pasar modal masih positif didukung ekonomi nasional," ujarnya.

        Sentimen eksternal yang menjadi perhatian pasar, ia mengemukakan, pada 2018 mendatang lembaga pemeringkat dunia seperti Standard and Poor`s (S&P) akan melakukan penilaian terhadap negara dunia mengenai "cash flow" suatu negara.

        Kemudian, lanjut dia, tantangan juga datang dari bobot penilaian Morgan Stanley Capital International (MSCI). Indeks MSCI menjadi salah satu tolak ukur bagi investor asing maupun manajer investasi untuk menempatkan dananya di pasar saham suatu negara. Kemudian, sentimen pelepasan saham perusahaan minyak dan gas Arab Saudi, Aramco.

        "Arab Saudi mulai bergerak, Tiongkok mulai membuka diri dengan membuka saham seri A di bursa Shanghai dan Beijing, situasi itu dapat mendilusi bobot MSCI. Selain itu, Filipina dan Vietnam juga berkembang. Ini tantangan bagi kita," katanya.

        Terkait pelaksanaan Pilkada secara serentak pada 2018 mendatang, Tito Sulistio juga optimistis agenda politik itu akan berjalan kondusif dan tidak mengganggu aktivitas di industri pasar modal. Sejumlah perusahaan, termasuk anak usaha BUMN juga telah bersiap untuk mencatatkan sahamnya di BEI.

        "Memang banyak yang bilang situasi politik dapat mengganggu, namun sebenarnya politik tidak mempengaruhi pasar modal. Apalagi pada tahun depan akan banyak anak perusahaan BUMN, start up (perusahaan rintisan), dan perusahaan yang besar yang akan mencatatkan saham pada tahun depan. Minimum 35 perusahaan.," katanya.

        Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menilai tahun 2018 dan 2019 yang disebut sebagai tahun politik akan memicu pertumbuhan ekonomi domestik lebih tinggi, di tengah situasi itu akan semakin tinggi aktivitas ekonomi di dalam negeri.

        "Spending akan menjadi tinggi. Kalau soal ekonomi, jadi positif sebenarnya," katanya.

        Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi sendiri ditargetkan mencapai 5,4 persen dalam APBN 2018, meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi akhir tahun ini yang diprediksi mencapai 5,1 persen.?Sementara itu, terkait rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) pada 2018, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menilai tidak akan terlalu membahayakan pasar keuangan dan perekonomian Indonesia.

        "Arus modal ke pasar keuangan domestik diperkirakan masih akan mengalir, apalagi peringkat Indonesia berada di level 'investment grade'," katanya.

        Dengan didukung rekomendasi positif untuk Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional, maka kinerja positif industri pasar modal akan bertahan dan mendorong dunia usaha lebih percaya diri untuk berekspansi ke depannya. Dan semua sektor usaha di pasar modal dapat merasakan imbas positif itu mulai dari bisnis konstruksi, perbankan, produk konsumen, bidang transportasi, hingga infrastruktur.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: