Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BTN Catat Penurunan 'NPL' KPR di Bali

        BTN Catat Penurunan 'NPL' KPR di Bali Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Denpasar -

        PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Denpasar, Bali, mencatat penurunan kredit bermasalah (NPL) untuk kredit kepemilikan rumah di daerah setempat tahun 2017 mencapai 2,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya mencapai 2,7 persen.

        Kepala Cabang Bank BTN Denpasar Agung Komang Tri Martha W di Denpasar, Sabtu (30/12/2017), menjelaskan NPL dapat ditekan karena pihaknya menerapkan prinsip kehati-hatian dengan melakukan analisis sesuai aturan kepada calon debitur KPR.

        "Berdasarkan regulasi pemerintah seperti besaran gaji, tanah rumah, spesifikasi rumah dan lainnya kami ikuti dulu. Seleksi itu dulu, sepanjang memenuhi syarat, kami berikan kredit," katanya.

        Selama tahun 2017, lanjut dia, BTN di Bali telah merealisasikan KPR sebesar Rp700 miliar baik untuk rumah subsidi atau nonsubsidi dengan jumlah realisasi yang hampir sama dibandingkan tahun sebelumnya.

        Untuk rumah nonsubsidi, sebagian besar kredit yang dikucurkan rata-rata mencapai Rp300 juta per debitur dengan harga rumah rata-rata mencapai Rp500 juta.

        Sedangkan untuk rumah subsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP, selama tahun 2017 pihaknya sudah membiayai 1.500 unit rumah, melonjak dibandingkan tahun 2015 mencapai 66 unit rumah.

        Total realisasi kredit KPR untuk rumah subsidi, lanjut dia, tahun ini melampui target mencapai Rp90 miliar.

        Serapan KPR subsidi, lanjut Agung, paling banyak di Kabupaten Buleleng dan sisanya di Jembrana dan Karangasem.

        Agung optimistis pertumbuhan perumahan di Bali semakin tinggi mengingat kebutuhan akan tempat tinggal masih tetap dicari apalagi angka masyarakat yang belum memiliki rumah secara nasional mencapai sekitar 13 juta.

        "Sepanjang lahan cukup dan permintaan tinggi, maka sektor perumahan akan tetap bertumbuh," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: