Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Laju inflasi Sulsel pada Desember 2017 mencapai 1,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)?131,29. Andil terbesar dalam pembentukan inflasi di pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia berasal dari komoditas ikan bandeng. Kenaikan harga ikan bandeng sendiri dipicu besarnya permintaan masyarakat dan faktor cuaca.
"Kalau dilihat komposisinya, andil terbesar inflasi Sulsel pada Desember 2017 berasal dari ikan bandeng sebesar 0,14 persen. Diikuti emas perhiasan dan angkutan udara, masing-masing mencapai 0,09 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso, Kamis, (4/1/2018).
Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, sejumlah makanan dan bahan makanan lainnya juga memiliki andil terhadap inflasi Sulsel. Di antaranya yakni beras (0,08 persen), telur ayam ras (0,06 persen), cabai rawit (0,03 persen), ikan teri basah (0,03 persen), tomat sayur (0,03 persen) dan bawang merah (0,02 persen).
Terlepas dari cukup tingginya inflasi Sulsel pada Desember 2017, Bambang menyebut ada beberapa komoditas yang malah mengalami penurunan harga. Di antaranya yakni jeruk (-0,01 persen), pepaya (-0,01 persen), daging ayam ras (-0,008 persen) dan pembalut wanita (-0,002 persen).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengatakan besarnya laju inflasi di daerahnya pada Desember 2017 dipengaruhi naiknya harga pada seluruh kelompok pengeluaran. Kenaikan tertingi terjadi harga kelompok bahan makanan mencapai 2,59 persen
Bambang melanjutkan inflasi di Sulsel terjadi di seluruh kota IHK. Tertinggi di Parepare mencapai 1,11 persen dengan IHK 126,28. Sedangkan terendah terjadi di Bulukumba sebesar 0,30 persen dengan IHK 136,31. Adapun Makassar mengalami inflasi 1,09 persen dengan IHK 132,10.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: