Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pesawat N219 Nurtanio Diminati Pemprov Kalimantan Utara

        Pesawat N219 Nurtanio Diminati Pemprov Kalimantan Utara Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Gubernur Kalimantan Utara N. Irianto Lambrie dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara Udin Hianggio beserta rombongan DPRD dan Muspida Provinsi Kalimantan Utara mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk meninjau secara langsung pesawat N219 Nurtanio. Rombongan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara diterima oleh Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro beserta jajaran Direksi dan manajemen PT DI. Rencananya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara ingin membeli pesawat N219 Nurtanio.

        Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie menjelaskan tujuan pembelian pesawat N219 Nurtanio karena kondisi geografis Kalimantan Utara sehingga ingin mempercepat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Utara yang hingga saat ini 70% wilayahnya merupakan kawasan hutan dan daerah ini relatif tertinggal dari banyak daerah lain di Kalimantan.?

        "Pertama niatnya adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di perbatasan dan pedalaman, lalu untuk pelayanan kesehatan," kata Irianto kepada wartawan di Bandung, Sabtu (13/1/2018).

        Provinsi Kalimantan Utara yang diresmikan pada 22 April 2013 oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai daerah otonomi baru ini merupakan pemerintah daerah pertama yang akan membeli pesawat N219 Nurtanio buatan PT DI.?

        Dia menyebutkan bahwa pihaknya berencana membeli satu unit N219 Nurtanio. Bahkan, jika memungkinkan akan membeli dua sampai tiga unit pesawat N219 Nurtanio yang nantinya akan dijadikan sebagai pesawat semi komersial yang akan dikelola oleh BUMD setempat agar bisa bekerja sama dengan maskapai Indonesia atau pihak swasta yang memiliki izin terbang.??

        "Ini adalah sebagai wujud rasa bangga saya selaku Gubernur Kalimantan Utara atas produksi dari putra terbaik bangsa yang patut diberikan apresiasi dan dihargai. Oleh karena itu, Provinsi Kalimantan Utara menjadi provinsi pertama yang membeli pesawat ini," ungkap Irianto.

        Pesawat N219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN.

        Pesawat ini pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara nasional di wilayah perintis dan pesawat N219 Nurtanio dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti angkutan penumpang, angkutan barang maupun ambulan udara.

        "Kita ingin bisa menjadikan pesawat N219 Nurtanio ini sebagai ambulan terbang, tapi juga sekaligus karena ini pesawatnya bisa multifungsi untuk penyaluran logistik dan pengangkut orang atau penumpang ke daerah-daerah terisolasi di kawasan perbatasan Kalimantan Utara," tutur Irianto.

        PT DI menyambut baik keseriusan Pemerintah Daerah Kalimantan Utara dalam mendorong kesinambungan dan dukungan program N219 Nurtanio. Langkah ini memberi suatu harapan karena N219 Nurtanio dapat menjadi pintu masuk PTDI ke pasar komersil dan dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah yang ada di Indonesia, salah satunya Kalimantan Utara.

        Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro menjelaskan pesawat N219 Nurtanio didesain sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama wilayah perintis sehingga memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat di landasan pendek yang tidak dipersiapkan, bahkan di tanah keras, berumput ataupun berbatu.

        Pesawat N219 Nurtanio juga sangat relevan dengan kondisi alam di Indonesia, yang pada umumnya berbukit-bukit dan terdapat banyak pegunungan. Pesawat N219 Nurtanio memiliki kecapatan (speed) maksimum mencapai 210 knot dan kecepatan terendah mencapai 59 knot.

        "Artinya, kecepatan cukup rendah pun pesawat masih bisa terkontrol, ini sangat penting terutama saat memasuki wilayah yang bertebing-tebing, di antara pegunungan yang membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: