Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menunggu Harga Pangan Stabil Kembali (I)

        Menunggu Harga Pangan Stabil Kembali (I) Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga beras medium beberapa pekan ini terus naik di hampir seluruh Indonesia. Bahkan, Badan Pusat Statistik mencatat sejak akhir tahun 2017 memang terjadi gejolak harga beras karena tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan.

        Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga rata-rata beras medium di tingkat penggilingan pada bulan Desember 2017 naik sebesar 2,66 persen menjadi Rp9.526,00 per kilogram dari harga beras pada bulan November.

        Masih menurut BPS, kenaikan rata-rata harga beras bukan hanya terjadi pada beras kualitas medium, tetapi untuk beras kualitas premium tercatat juga mengalami penaikan menjadi Rp9.860,00/kg atau naik 3,37 persen dari harga pada bulan sebelumnya.

        Berdasar data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras kualitas medium tercatat mengalami penaikan. Pada hari Senin (15/1), misalnya, harga rata-rata nasional beras kualitas medium sebesar Rp11.271,00/kg, keesokan harinya (16/1) naik menjadi Rp11.291,00/kg.

        Harga tersebut lebih tinggi daripada harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan untuk beras kualitas medium sebesar Rp9.450,00/kg di wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.

        Kenaikan harga beras, khususnya kualitas medium sejak Desember 2017, akibat ada kenaikan permintaan dari masyarakat.

        Di tingkat pasar selalu berlaku hukum ekonomi yang menyebutkan jika penawaran tetap, sementara permintaan meningkat, harga akan mengalami penaikan. Harga akan mengalami peningkatan jika permintaan tetap, sementara penawaran berkurang.

        Jika mengacu pada hukum pasar tersebut, melihat kenaikan harga beras yang berlangsung dalam 2 bulan terakhir tidak pelak menimbulkan pertanyaan, mungkinkah stok ataupun ketersediaan beras di dalam negeri saat ini tidak mencukupi kebutuhan warga? Dalam Rakor Gabungan Ketahanan Pangan dan Evaluasi Upaya Khusus (Upsus) 2017 di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (3/1), Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan empat komoditas, yakni beras, bawang merah, jagung, dan cabai sudah swasembada.

        Amran menyatakan bahwa saat ini stok beras yang dimiliki Bulog sekitar 1.000.000 ton. Jumlah tersebut akan bertambah memasuki panen puncak akhir Januari 2018 sehingga Bulog diminta antisipasi kemungkinan jatuhnya harga beras pada panen raya.

        Hal itu dibenarkan Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti. Dia mengatakan bahwa stok beras Bulog di awal 2018 mencapai hampir 1.000.000 ton yang diperkirakan mencukupi untuk menutup kebutuhan rastra atau bantuan sosial lebih dari 4 bulan.

        Kepala Penelitian Lembaga Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan bahwa harga beras yang konsisten tinggi tentu akan memberatkan konsumen, terutama masyarakat miskin yang pendapatannya sama atau kurang dari Rp300 ribu/bulan.

        Untuk itu, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto memandang perlu Pemerintah mengambil langkah taktis, seperti melakukan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga.

        (Bersambung-Antara/Subagyo)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: