Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BMKG : Waspadai Gelombang Tinggi di Perbatasan Maluku

        BMKG : Waspadai Gelombang Tinggi di Perbatasan Maluku Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Ambon -

        Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon mengimbau penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut, termasuk masyarakat pesisir agar mewaspadai gelombang tinggi di wilayah perbatasan Maluku.

        "Gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan pulau Leti, kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) hingga perairan pulau Tanimbar, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB)," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, dikonfirmasi, Minggu.

        Kondisi itu, kata dia, berpeluang terjadi selama beberapa hari ke depan.

        Kabupaten MBD maupun MTB secara geografis letaknya dekat dengan negara tetangga Timor Leste dan Australia.

        "Sering nelayan di wilayah perbatasan Maluku hanyut saat berburu ikan hingga diamankan di Australia, makanya perlu diwaspadai sejak dini," ujar George.

        Karena itu, masyarakat pesisir di wilayah perbatasan hendaknya tidak memaksakan diri berlayar maupun mencari ikan hanya dengan mengandalkan armada tradisional karena rawan terjadi musibah laut.

        George mengingatkan masyarakat pesisir hendaknya mematuhi peringatan dini yang telah diteruskan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan Kabupaten dan dua Kota.

        "Jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi cuaca ekstrem. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut yang tidak diinginkan," kata George.

        Dia juga mengharapkan para Bupati dan Wali Kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrem sehingga tidak memaksakan diri berlayar.

        Dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

        "Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan", tandas George.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Gito Adiputro Wiratno

        Bagikan Artikel: