Sebuah penelitian yang dilakukan Geisinger Health System di Danville, Pennsylvania, Amerika Serikat menyatakan lingkungan memiliki dampak besar terhadap para penderita diabetes.?
Survei yang melibatkan 15.308 responden pasien diabetes menyebutkan bahwa mereka yang tinggal di lingkungan tak sehat memicu perkembangan diabetes menjadi lebih buruk. Hasil survei yang dipublikasikan awal tahun ini untuk meneliti sejauh mana dampak tempat tinggal terhadap penyakit yang diderita.?
Praktisi kesehatan dr. Sonia Wibisono mengatakan, kondisi lingkungan yang tak sehat, memicu stres yang dapat memperburuk kondisi penderita. Menurut Sonia, saat seseorang stres, kelenjar pituitari di dalam otak menurunkan produksi hormon serotonin.?
?Serotonin adalah hormon yang teramat kompleks dengan banyak tugas, misalnya mengatur mood, mempengaruhi kelenjar pankreas mengeluarkan insulin dan lain-lain,? kata Sonia Wibisono. Karena saat stres produksi serotonin berkurang, maka kemampuannya untuk meningkatkan produksi insulin berkurang, akibatnya hormon insulin pun minim,? katanya dalam talkshow dan seminar kesehatan ?Menghindari Diabetes dengan Hidup Bebas Stres? di Podomoro Pavilion, Sabtu (27/1/2018).
Sonia mengunagkapkan insulin merupakan hormon yang diproduksi pankreas untuk mengatur atau menurunkan kadar glukosa dalam darah, dengan cara membantu glukosa masuk dalam sel yang membutuhkan glukosa untuk hidup.??
?Sederhananya, insulin membuat kadar gula darah seseorang stabil. Nah, saat kita stres, hormon serotonin diproduksi dalam jumlah sedikit, insulin otomatis berkurang, dan ini mengurangi kemampuannya menetralisir gula darah. Karena darah kekurangan pasokan insulin, glukosa darah akan tetap berada pada aliran darah tanpa bisa memasuki dinding sel, maka terjadilah kenaikan gula darah,? papar Sonia
Lebih jauh Sonia mengatakan untuk menghindari stres caranya dengan selalu berpikir positif dan iklhas, serta melakukan kegiatan-kegiatan yang membuat gembira.?
"Kita bisa melakukan seperti olahraga, mengerjakan hobi, bergaul dengan teman, serta melakukan aktivitas yang dekat dengan alam guna menghindari stres," tutur Sonia.
Adapun, Assistant Vice Presiden Agung Podomoro Land, Agung Wirajaya yang menjadi salah satu narasumber mengatakan, stres adalah ?santapan? sehari-hari masyarakat perkotaan. ?Macet, polusi udara, atau beban kerja yang menumpuk, dapat memicu stres. Rasa-rasanya, kita yang tinggal di kota-kota besar ini sulit menghindari stres,? kata Agung.
Mau tak mau, masyarakat yang tinggal di kota-kota besar mulai memikirkan alternatif untuk tinggal di luar kota demi menghindari stres sehingga banyak yang beralih untuk tinggal di kawasan yang masih asri, alami, dan jauh dari hiruk-pikuk maupun polusi.?
"Jika bisa lepas dari stres, produktivitas akan meningkat,? ucap Agung.?
Berkaca dari pengalaman mengenalkan Podomoro Park, Agung Wirajaya mengatakan tren masyarakat untuk memilih hunian yang selaras dengan alam akan semakin besar. Terutama dengan didukung oleh lokasi yang strategis dan ketersediaan sarana transportasi publik yang semakin cepat, bersih, nyaman dan beragam.??
Seperti diketahui bersama bahwa Bandung memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi, dan salah satu indikator dalam survei tersebut adalah mengenai kondisi lingkungan. Tak heran jika Bandung menjadi primadona banyak orang untuk memilihnya sebagai lokasi tempat tinggal.
?Tak lama lagi kita akan menyaksikan orang berbisnis atau bekerja di Jakarta, tetapi memilih tinggal di Bandung, karena selain suasananya yang asri, masih nyaman, juga sarana transportasi publik yang semakin lengkap,?pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: