Militer Israel Tembak Mati Bocah Palestina Berumur 16 Tahun
Pasukan Israel telah menembak mati seorang remaja Palestina di Tepi Barat yang diduduki, Kementerian Kesehatan Palestina telah mengkonfirmasi.
Abu Naim, (16), ditembak di kepala dengan amunisi hidup saat terjadi konfrontasi dengan tentara Israel di desa al-Mughayir, timur laut kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.
Menurut media lokal, Abu Naim adalah seorang siswa SMA yang ditembak dalam jarak dekat. Konfrontasi tersebut dilaporkan meletus setelah pasukan Israel menyerbu desa tersebut. Pemakaman anak laki-laki tersebut akan diadakan pada hari Rabu (31/1/2018) setelah shalat zuhur di kampung halamannya.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan "kerusuhan kekerasan terjadi di daerah ini dan insiden bakar ban dan batu dilemparkan ke arah tentara Israel," menurut media Israel.
Juru bicara tersebut "tidak dapat memastikan bahwa ada orang Palestina yang terkena tembakan". Abu Naim adalah orang Palestina keenam yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun 2018. Ketegangan di wilayah tersebut telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah keputusan kontroversial Presiden AS Donald Trump untuk memberi nama Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Rabu (31/1/2018).
Pernyataan Trump pada (6/12/2017) lalu mendorong demonstrasi yang berujung bentrokan di wilayah Palestina dan demonstrasi massa dalam solidaritas dengan warga Palestina di seluruh dunia. Kunjungan Presiden AS Mike Pence ke Israel dan wilayah tersebut meningkatkan permusuhan di antara warga Palestina terhadap Amerika Serikat. Pidatonya di parlemen Israel di Yerusalem pada (22/1/2018) ditujukan sebagai sebuah pujian bagi Israel.
Pada hari Selasa (30/1/2018), sekelompok orang Palestina memprotes kedatangan delegasi Amerika ke kota Bethlehem, Tepi Barat. Delegasi tersebut dilaporkan berada di sana untuk mengadakan sesi pelatihan perdagangan digital, menurut media Israel.
Sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pemrotes memasuki ruang pertemuan sambil memegangi tanda dan nyanyian menentang keputusan pemerintah AS seputar Yerusalem, setelah itu delegasi berkemas dan bergegas pergi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo