Inflasi Kota Denpasar, Bali sebesar 0,94 persen selama bulan Januari 2018, dengan indeks harga konsumen (IHK)r 128,37 persen sehingga lebih tinggi dibanding angka inflasi tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 0,62 persen.
"Tingkat inflasi Denpasar tahun kelender juga tercatat 0,94 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (YOY) sebesar 2,85 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, Kamis (1/2/2018).
Ia mengatakan, inflasi itu ditunjukkan kenaikan indeks pada semua kelompok pengeluaran yang meliputi bahan makanan sebesar 3,06 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,25 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,31 persen.
Selain itu juga dipengaruhi oleh naiknya kelompok sandang sebesar 0,15 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,11 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, komoditas yang tercatat memberikan sumbangan terhadap inflasi pada bulan Januari 2018 antara lain beras, cabai rawit, cabai merah, tarif angkutan udara dan mobil.
Sedangkan komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi antara lain salak, pepaya, shampo, celana panjang jeans dan baju kaos berkerah.
Adi Nugroho menambahkan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei 79 kota di antaranya mengalami inflasi dan tiga kota lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 1,42 persen dan terendah di Tangerang (Banten) sebesar 0,04 persen. Sementara deflasi tertinggi tercatat di Jayapura (Papua) sebesar 1,12 persen dan terendah di Meulaboh (Aceh) 0,14 persen.
Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-18 dari 79 kota yang mengalami inflasi.
Nugroho yang didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Bali, I Gede Nyoman Subadri, menambahkan, untuk Singaraja di Bali utara, pada Januari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,86 persen dengan indeks harga konsumen 140,86.
Dengan demikian tingkat inflasi tahun kelender juga sebesar 0,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (YOY) sebesar 2,43 persen.
Inflasi tersebut ditunjukkan akibat naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,87 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,38 persen, kelompok sandang 0,37 persen, kelompok kesehatan 0,21 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil inflasi di Kota Singaraja antara lain beras, cabai rawit, buncis, telur ayam ras, tomar sayur, cabai merah, bensin, cumi-cumi, ketimun, kacang panjang, wortel, jeruk dan ikan ekor kuning.
Dengan demikian Kota Singaraja menempati urutan ke-24 dari 79 kota yang mengalami inflasi, ujar Nugroho.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil