Bitcoin melonjak sebesar 8,7 persen melampaui US$9.000 untuk pertama kalinya sejak Jumat (2/2/2018), di mana pasar keuangan merosot di tengah kekhawatiran terakit dengan kenaikan suku bunga dan kembalinya volatilitas.
Cryptocurrency telah mencapai US$9.306 pada pukul 5 sore waktu New York sebuah pemulihan dari tingkat terendah baru-baru ini sebesar US$5.922 yang telah mendorong pendukung jangka panjang.
"Lonjakan kembali ke kisaran $9.000 itu tak terelakkan," ungkap Darren Franceschini, chief executive Blockchain Technologies Consulting, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Kamis (15/2/2018).
"Sepertinya orang-orang di industri ini tidak memperhatikan apa yang terjadi pada cryptocurrency setiap beberapa bulan dan setiap tahun sejak 2015. Sekarang, kita menunggu akan menunggu rekor tertinggi bitcoin berikutnya sepanjang masa," ungkapnya.
Bitcoin, yang notabene didapuk sebagai cryptocurrency terbesar di dunia sebelumnya turun 70 persen dari level tertinggi sepanjang masa yang menyentuh hampir US$20.000 yang ditetapkan pada pertengahan Desember karena kekhawatiran bahwa pihak berwenang dari Asia ke AS melakukan sebuah upaya pengawasan yang lebih ketat terhadap mata uang virtual.
Bitcoin tidak sendirian dalam rally mata uang virtual, dengan saingannya yang lebih kecil Ripple dan Ethereum masing-masing memperoleh 7,6 persen. Litecoin juga melonjak sebanyak 38 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo